Selasa, 30 Oktober 2012

RPBK GAYA REMAJA YANG SEHAT



RENCANA PROGRAM PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
RPPBK

A. IDENTITAS SEKOLAH
1.      Sekolah                             : SMA I NEGRI BLUTO
2.      Kelas/semester                  : XI IPA 1
3.      Bidang Bimbingan              : Pribadi-sosial
4.      Waktu pelaksanaan           : Jum’at
5.      Tempat Pelaksanaan          : Ruang kelas
6.      Jenis layanan                     : Informasi
7.      Fungsi Layanan                 : Pemahaman dan Pengembangan
8.      Topik                                             : GAYA REMAJA YANG SEHAT
9.      Standar Kompetensi/Tugas perkembangan :Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan remaja yang sehat kini dan masa depan.
10.  Kompetensi dasar/Rumusan kompetensi :Siswa memahami pentingnya kesehatan bagi remaja yang sedang tumbuh.
11.  ALOKASI WAKTU        : 1 X 45 Menit

B.  TUJUAN LAYANAN
1.                  Memahami makna gaya remaja sehat bagi remaja
2.                  Mencegah dampak negative pergaulan bebas
3.                  Mampu menerapkan prilakuyang positif dengan gaya remaja yang sehat

C. KEGIATAN LAYANAN

TAHAP
KEGIATAN
WAKTU
PEMBUKAAN
1.      Salam, presensi
2.      Membina hubungan baik
3.      menyampaikan materi tujuan dari materi yang akan disampaikan.
15 Menit
INTI
1.      pengertian remaja
2.      kesehatan bagi remaja
3.      dampak negatif pergaulan remaja (pergaulan bebas,sex bebas,)
4.      cara positif mengatasi pergaulan bebas
25 Menit
PENUTUP
1.      Konselor menyampaikan kesimpulan
2.      Penutup (Do’a)
5 Menit

D. NILAI-NILAI YANG INGIN DI CAPAI
1.                  Memahami makna kesehatan bagi remaja
2.                  Mengetahui pergaulan yang sehat bagi remaja
3.                  Memahami arti remaja yang sehat
E.     INDIKATOR MATERI
1.      Pengertian Gaya hidup sehat
2.      Memahami dampak pergaulan bebas
3.      Mamfaat dalam hidup remaja sehat

F.  SUMBER BELAJAR
1.                  Buku Bimbingan dan Konseling ESIS
2.                  LKS
3.                  Buku materi penunjang lainnya.

G. MEDIA
1.                  Kertas dan alat tulis
2.                  White board.

H. METODE
1.                  Ceramah, variasi
2.                  Tanya jawab

I.    PENILAIAN
1.      Penilaian  hasil :
Penilaian hasil dilakukan melalui :
Ø  Penilaian Segera (Laiseg)       : Siswa memahami materi yang telah disampaikan.
Ø  Jangka pendek (Laijapen)     : Siswa merasa senang dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari tentang remaja yang sehat.

J.      CATATAN KHUSUS :                            
                  Setiap siswa akan ikut berperan aktif dalam pemahaman tentang gaya hidup remaja yang sehat. Dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.




Mengetahui                                         

                                    Sumenep 19-10-2012
Guru Pamong                                                                           Praktikan

                               
(RA. Hari Utami Dewi, S. Ag. S. Pd. )                                (RIDWAN RHOMADANI)






























MATERI
A.    Pengertian Remaja
·         Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
·         Borring E.G. ( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks, dkk ( dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat individu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri.

B. Gaya Remaja Yang Sehat:
1.      Kesehatan bagi remaja
Ada beberapa hal yang dapat membantu kita melewati masa remaja dengan baik, antara lain sebagai berikut :
1.   Belajarlah berbagi rasa dengan keluarga, orang tua atau orang yang dituakan dirumah. Walaupun terkadang kita menganggap mereka keras, kuno, tapi mereka adalah orang yang paling memahami kita dan mereka lebih berpengalaman dari pada kita karena mereka telah melalui masa remaja.
2.   Carilah sahabat sejati. Sahabat sejati tidak akan menjerumuskan kita ke hal-hal yang negatif.
3.   Tingkatkanlah rasa percaya diri dan katakanlah TIDAK pada hal-hal yang buruk.
4.   Bergaullah dalam kelompok atau bentuklah kelompok dengan aktifitas positif. Misalnya bergabung dengan organisasi Karang Taruna, OSIS dan lain-lain.
5.   Jauhilah kelompok dengan tujuan negatif. Menjauh dari kelompok negatif berarti turut menjaga diri kita dari perilaku yang negatif.
6.   Jagalah kesehatan fisik dan jiwa sedini mungkin dan berkelanjutan yang dapat dilakukan dengan cara :
-             Melakukan olah raga secara teratur.
-             Memperhatikan pola makan yang sehat, mengkonsumsi makanan yang higienis.
-             Perilaku hidup yang teratur.
-             Mendekatkan diri pada sang pencipta.
Jadi kesehatan merupakan salah satu hal yang penting bagi kita.Kita tidak dapat melakukan berbagai aktifitas dengan baik apabila kondisi kesehatan kita tidak baik.Bagaimana kita bisa melewati masa remaja dengan baik apabila tubuh kita tidak sehat?
Banyak faktor yang berhubungan dengan kesehatan buruk dan mematikan pada masa dewasa yang dimulai pada masa remaja. Beberapa perilaku remaja yang memerlukan perhatian khusus karena memiliki potensi buruk di masa dewasa antara lain diet yang tidak tepat, merokok, penggunaan obat-obatan terlarang serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat.
Beberapa usaha yang dapat diberikan dalam rangka menuju kehidupan remaja yang lebih sehat adalah layanan pencegahan, konsultasi fisik dan psikologis, peningkatan kesehatan dan lain-lain.
C. DAMPAK PERGAULAN BEBAS
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.

Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari pengaruh globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.

Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja.

Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.

Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.

Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.

Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan seks secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.

Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius.  Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.

Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja.
Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan.

Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.S ekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.

Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.

Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek bebek saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tak sedikit orang tua dengan alasan sibuk karena termasuk tipe jarum super” alias jarang di rumah suka pergi; lebih senang menitipkan anaknya di babby sitter. Udah gedean dikit di sekolahin di sekolah yang mahal tapi miskin nilai-nilai agama. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bikin dek-dekan jantung para lelaki.Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekwilda”, alias sekitar wilayah dada; dan gambar bupati”, alias buka paha tinggi-tinggi. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.


D. cara menanggapi hal positif terhadap pergaulan bebas
1.  (saling mengenal)
Ta’aruf atau saling mengenal merupakan kunci yang paling utama dalam bergaul. Dengan ta’aruf kita dapat mengenal sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
2. (memahami)
Tafahum atau saling mengenal merupakan kunci kedua yang harus diperhatikan. Karena dengan mengenal secara lebih dalam seseorang, maka kita akan mengetahui segal hal apa saj yang disukai atau yang tidak disukai. Dan hal tersebut dapat membantu kita untuk mengetahui bagaiman kita harus bersikap. Selain itu, dapat membantu kita untuk membedakan mana teman yang baik dan mana teman yang kurang baik.
3. (saling menolong)
Ta’awun atau rasa saling menolong merupakan hal yang akan menumbuhkan rasa cinta antar sesama teman. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam
1.    Menghargai Orang Lain
Hargailah segala bentuk apapun dari orang lain, baik pendapat, sifat, keahlian, maupun kepribadiannya. Karena dengan kita menghargai orang lain maka, orang tersebut juga akan menghargai kita.
2.    Bercanda
Bercanda memang hal yang dibutuhkan dalam pergaulan untuk mengakrabkan diri satu sama lain. Dalam bercanda harus lihat situasi seseorang saat kita ingin bercanda. Jika orang tersebut sedang mengalami kesulitan, sepantasnya kita menghiburnya agar tersenyum dan tertawa.
3.    Menjadi Orang yang Dipercaya
Dipercaya oleh orang lain merupakan hal yang menyenangkan. Tapi kita juga harus ingat untuk tetap menjaga kepercayaan itu. Karena menjaga kepercayaan adalah hal yang sulit. Untuk itu berpikirlah apabila rahasia mereka adalah rahasia kita.
4.    Menjadi Seseorang yang Bisa Diandalkan
Untuk menjadi seseorang yang bisa diandalkan dalam pergaulan haruslah bisa menghargai orang lain, senang bercanda, dan menjadi orang yang dipercaya. Karena dengan kriteria tersebut secara langsung orang akan mengandalkan atau meminta pertolongan apabila dalam kesulitan. Dan hal tersebut dapat terlihat apabila kita bisa menjadi teman yang baik bagi orang lain atau teman kita sendiri.



kebaikan dan takwa.


Keterlibatan siswa
NO
NAMA SISWA
BERTAYA
BERPENDAT
MENJAWAB
1

K
S
C
SB
K
C
S
SB
K
C
S
SB
2













3













4













5













6













7













8













9













10




























Keterangan
2.      K          = Kurang
3.      B          = Baik
4.      C          = Cukup
5.      SB        = sangat baik