Rabu, 11 Juli 2012

jurnal disiplin siswa


Penggunaan Strategi Pengelolaan Diri untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa
Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penggunaan strategi Pengelolaan Diri untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. Penelitian ini menggunakan Pre test post test one group design. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket disiplin belajar. Subjek penelitian ini 5 orang siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan yang memiliki disiplin belajar rendah. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah uji tanda dengan taraf signifikan 5 % menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor antara sebelum dan sesudah penggunaan strategi pengelolaan diri. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa strategi pengelolaan diri efektif untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan.
Kata kunci : Pengelolaan diri, disiplin belajar
Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi saat ini, semakin menempatkan pendidikan pada tempat teratas kebutuhan hidup manusia. Salah satu lembaga pendidikan yang kita kenal adalah sekolah. Di sekolah siswa diharapkan memperoleh ilmu secara maksimal yang nantinya akan berguna dalam lingkungan masyarakat. Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003).
Belakangan ini, permasalahan dalam penerapan disiplin belajar sering dialami siswa. Hal inilah yang menghambat siswa untuk dapat menerapkan disiplin belajar. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari beberapa perilaku siswa tentang disiplin belajar mereka di sekolah. Pada kenyataannya, masih terlihat siswa yang memiliki masalah tentang disiplin belajar. Menurut Sarbaini (2001) perilaku siswa yang terlihat tentang disiplin belajar antara lain tidak mengikuti beberapa mata pelajaran dengan alasan-alasan tertentu, malas mencatat, terlambat masuk kelas, tidak memperhatikan penjelasan guru, membuat gaduh di kelas.
Faktor penyebab siswa tidak disiplin belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu dorongan dari dalam diri siswa (intern) seperti pengetahuan, kesadaran, ketaatan, keinginan berprestasi dan latihan berdisiplin. Sedangkan dorongan dari luar siswa (ekstern) mencakup lingkungan, alat pendidikan, teman, saudara, kebiasaan dan pembinaan
dari rumah, sarana yang menunjang, pengawasan, hukuman, nasehat dan sebagainya.
Disiplin merupakan aspek utama pada pendidikan yang diemban oleh guru di sekolah. Karena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada siswa. Disiplin adalah salah satu cara untuk meraih suatu keberhasilan atau kesuksesan. Semua individu meyakini bahwa setiap siswa pasti ingin meraih keberhasilan.
Menurut Maim (dalam Mudjijo, 2001:70) “Disipilin merupakan konsep perilaku yang menuntut adanya kepatuhan dan kontrol diri terhadap aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku”. Demikian pula apabila bicara tentang disiplin belajar, seorang siswa yang disiplin belajar adalah seorang siswa yang patuh dan taat untuk melakukan proses perubahan dari belum bisa menjadi bisa, belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman, kebiasaan, latihan bersifat menetap yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan kata lain disiplin lebih mengarah pada aturan-aturan sistematik yang dibuat untuk kepentingan hidup bersama demi tercapai suatu tujuan.
Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti, mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam mentaati dan mengikuti aturan yang ada. Menurut Arikunto (1990:155), “Peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan”. Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlakukan kedisiplinan dari semua personil sekolah.
Untuk mengantisipasi masalah disiplin belajar siswa yang rendah terus terjadi, maka perlu diberikan suatu teknik untuk membimbing siswa dalam upaya meningkatkan disiplin belajar dan siswa dapat secara sadar berkeinginan untuk mengubah perilakunya sendiri, khususnya disiplin belajar yang rendah. Sehingga diharapkan dengan teknik pengubahan perilaku maka siswa dapat menggantinya dengan perilaku yang benar guna meningkatkan disiplin belajarnya. Maka teknik atau strategi yang berfungsi untuk mengubah perilaku adalah dengan menggunakan pendekatan behavior. Salah satunya adalah dengan menggunakan strategi Pengelolaan Diri.
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan berikut “Apakah penggunaan strategi Pengelolaan Diri efektif digunakan sebagai tehnik untuk meningkatkan disiplin belajar siswa?”. Untuk lebih memudahkan dalam pemecahan masalah, maka rumusan masalah dijabarkan secara lebih operasional lagi, yaitu “Apakah tingkat disiplin belajar siswa dapat meningkat secara signifikan sesudah pemberian strategi Pengelolaan Diri?”
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penggunaan strategi Pengelolaan Diri untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan dan memperoleh data empirik serta
mengetahui perbedaan yang signifikan antara ketidak disiplinan belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian strategi Pengelolaan Diri.
Disiplin Belajar
Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Arikunto, 1990).
Menurut Prijodarminto (1994) disiplin adalah kondisi yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan, keteraturan, ketertiban, yang tercipta melalui binaan keluarga, pendidikan di sekolah dan pengalaman individu. Sedangkan belajar menurut Speare (dalam Suradi, 1991) adalah pengamatan, membaca, mencatat, mencobanya sendiri, mendengarkan, pengalaman dan mengikuti petunjuk.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar dalam penelitian ini adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, dan keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu melalui pengamatan, membaca, mendengarkan dengan tujuan memperoleh perubahan perilaku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Siswa yang memiliki disiplin belajar tinggi akan belajar dengan baik, teratur sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik. Faktor-faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Menurut Suryabrata (1998) faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut: 1) 1. Faktor ekstrinsik, faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar. faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. 2) faktor intrinsik, faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan kemampuan kognitif. faktor fisiologis, seperti pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, dan sakit yang diderita.
Terbentuknya perilaku disiplin siswa tidak lepas dari dorongan-dorongan yang mempengaruhinya.
Menurut Barus (2002) Ada 2 hal yang mempengaruhi perilaku disiplin, yaitu dorongan yang datangnya dari dalam diri manusia dan dari luar diri manusia. Pertama, dorongan yang datangnya dari dalam diri manusia itu sendiri yaitu pengetahuan, kesadaran, dan kemauan untuk berbuat disiplin. Dengan disiplin yang datangnya dari dalam maka pusat pengendalian berada pada pribadi siswa akan muncul dengan keinginannya sendiri.
Kedua, dorongan yang datangnya dari luar manusia yaitu, berupa larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya untuk berbuat disiplin. Dalam disiplin yang datangnya dari luar sebenarnya disiplin yang dipaksakan orang lain, jadi pusat pengendalian berada di luar diri. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku disiplin, yaitu: 1) dorongan dari dalam manusia (intern), antara lain: pengetahuan, kesadaran, ketaatan, keinginan berprestasi, dan latihan berdisiplin. 2) dorongan dari luar manusia (ekstern), antara lain: lingkungan, alat pendidikan, teman, saudara, kebiasaan dan pembinaan dari rumah, sarana yang menunjang, pengawasan, hukuman, nasehat dan sebagainya.
Strategi Pengelolaan Diri
Strategi Pengelolaan Diri adalah suatu proses dimana konseli mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi. Indikator-indikator strategi Pengelolaan Diri adalah Pemantauan Diri adalah upaya Konseli untuk mengamati diri sendiri, mencatat sendiri tingkah laku tertentu (pikiran, perasaan dan tindakan) tentang dirinya dan interaksinya dengan peristiwa lingkungan. Pengendalian Diri yaitu merancang sebelumnya antecedent atau isyarat pedoman atau petunjuk untuk menambah atau mengurangi tingkah laku, dan Penghargaan Diri yakni pemberian hadiah pada diri sendiri, setelah tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam mengarahkan perubahan tingkah laku ini digunakan kombinasi antara ketiganya, tetapi tidak ada satupun dari strategi ini yang sepenuhnya bebas dari pengaruh variabel lingkungan (Nursalim, 2005). Watson & Tharp (1989) (dalam Singgih, 1992) menggunakan istilah pengarahan diri (Self-Directed) yang pada dasarnya sama saja dengan penguasaan diri (Self-Control) atau pengaturan diri.
Cormier (1995) mengemukakan beberapa faktor penting yang mempengaruhi efektifitas strategi pengelolaan diri yaitu: 1) Suatu kombinasi strategi, sebagian terfokus pada tingkah laku anteseden dan sebagian pada konsekuen. 2) Konsisten dari penggunaan strategi selama periode waktu tertentu.
Kesungguhan dari konseli untuk membuktikan dan melaksanakan evaluasi diri dan penetapan tujuan dengan standar yang tinggi tetapi terjangkau. 1) Penggunaan penguat dari dalam, lisan, maupun penguat yang bersifat materi, 2) Tingkat dukungan dari luar maupun dari dalam lingkungan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas strategi Pengelolaan Diri adalah adanya kesungguhan dari konseli untuk membuktikan dan melaksanakan evaluasi diri dan penetapan tujuan dengan standart yang tinggi dan mendapatkan dukungan dari luar atau dari dalam lingkungan.
Menurut Cormier (1985) fungsi strategi Pengelolaan Diri adalah sebagai strategi bantuan bagi seseorang untuk dapat mengelola dirinya sehingga mampu untuk megendalikan maupun menciptakan realitas kehidupan sesuai dengan misi dan tujuannya.
Sedangkan menurut Soekadji (1983), fungsi pengelolaan diri yaitu dapat mengatasi beberapa problem dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa fungsi strategi pengelolaan diri adalah sebagai strategi yang dapat membantu seseorang untuk memecahkan berbagai masalah dengan mengelola diri sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Cormier (1985), bentuk latihan strategi Pengelolaan Diri ada 3 antara lain:
a. Pemantauan Diri
Pemantauan diri adalah proses dimana konseli mengobservasi dan mencatat segala sesuatu tentang dirinya dan interaksinya dengan situasi lingkungan. Thoersen dan Mahoney (dalam Cormier, 1985) Memberi langkah-langkah dalam pemantauan diri yaitu rasional strategi, memilih respon, memetakan respon, memepertunjukkan data, dan mengaplikasikannya.
b. Pengendalian Rangsangan
Menurut Kanfer (dalam Cormier, 1985) pengendalian rangsangan digunakan sebagai susunan awal kondisi lingkungan itu tidak meningkatkan terwujudnya perilaku yang diinginkan. Sedangkan menurut Cormier (1985), mengemukakan prinsip penggunaan pengendalian rangsangan yaitu dapat digunakan untuk mengurangi perilaku-perilaku yang tidak diinginkan dan dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.
c. Penghargaan diri Menurut Cormier (1985), prosedur penghargaan diri digunakan untuk membantu klien mengatur dan menguatkan tingkah laku mereka sesuai konsekuensi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Heffernan dan Richads (dalam Cormier, 1985), penghargaan diri adalah mampu menguji diri sendiri secara tersembunyi atau memberikan hal-hal yang positif kepada diri sendiri atas peningkatan yang dirasakan berhubungan dengan perubahan diri.
Penghargaan diri digunakan pada sasaran subyek ketika pelaksanaanya diikuti oleh respon yang telah ditargetkan. Penghargaan diri terdiri dari empat komponen utama yaitu: pemilihan penghargaan, penentuan waktu, penghargaan, dan perencanaan untuk memelihara perubahan diri. Keempat komponen tersebut merupakan bagian yang terpadu dari prosedur penghargaan diri.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan yang memiliki disiplin belajar rendah setelah diberi Pre test. Diketahui terdapat 5 orang siswa di kelas VIII B SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan yang terindentifikasi mengalami disiplin belajar rendah. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket, Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik. Hal ini disebabkan data yang dikumpulkan berupa angka atau bilangan (penelitian kuantitatif). Karena data yang disajikan berbentuk ordinal dan berdistribusi normal yang artinya subyek dalam penelitian ini kurang dari 25, yaitu terdapat 5 subyek (N=5) yang akan mendapatkan perlakuan. Maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data statistik non parametrik. Menurut Siegel (1998) “Jika sampelnya kecil, hanya tes non parametrik yang bisa digunakan”.
Teknik analisis non parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah Sign test (uji tanda). Karena penelitian ini sampel-sampelnya saling berkorelasi dan datanya berbentuk ordinal (data yang berupa peringkat atau rangking yaitu rendah, sedang dan tinggi). Menurut Sugiono (2008) yang menyatakan Sign test (uji tanda) dilakukan untuk penelitian yang sampelnya berkorelasi dan data yang dihasilkan berbentuk ordinal, analisis dinyatakan dalam bentuk-bentuk tanda-tanda, yaitu positif (+) dan tanda negatif (-). Uji tanda dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan suatu perlakuan. Yakni dengan didasarkan pada tanda (+) dan (-). Tanda ini didapat dari selisih nilai pengamatan. Bentuk selisih antara 2 perlakuan dapat dilihat (X-Y) misal perolehan hasil (X>Y) maka dapat kita beri tanda positif (+) dan bila sebaliknya (X<Y) maka hasilnya negatif (-). Siegel (1998:84) menyatakan “Sign test dilakukan berdasarkan tanda (+) dan (-) yang didapat dari selisih pengamatan, selain itu dapat diterapkan jika pembuat eksperimen ingin menetapkan dua kondisi yang berlainan”. Dalam penelitian ini, kondisi yang berlainan adalah disiplin belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan strategi Pengelolaan Diri.
Hasil
Berdasarkan tujuan penelitian yan ingin dicapai, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian Pre eksperimen jenis pre test post test one group desaign, yaitu eksperiment yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Pertama dilakukan penukuran (pre test) pada satu kelompok subyek dengan menggunakan angket disiplin belajar.
Selanjutnya diberikan perlakuan dalam jangka waktu tertentu kemudian dilakukan dan diakhiri dengan pengukuran kembali (post test). Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah 5 orang siswa yang telah terindentifikasi mengalami diisplin belajar rendah yaitu JUM dengan skor 94, HSN dengan skor 80, AJN dengan skor 80, ABR dengan skor 80, dan RVS dengan skor 82. Untuk itu, kelima siswa inilah yang akan diberikan perlakuan dengan strategi Pengelolaan Diri untuk meningkatkan disipln belajar siswa.
Setelah diberikan strategi Pengelolaan Diri selam delapan kali, selanjutnya siswa tersebut diberikan post test untuk mengukur kembali disiplin belajar mereka. Dari data post test diketahui bahwa JUM memiliki skor 113, HSN memiliki skor 97, AJN memiliki skor 122, ABR juga memiliki skor 97, dan RVS memiliki skor 102.
Setelah diketahui hasil antara pre test dan post test, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Hal ini digunakan untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cermat dan teliti agar tidak ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil pengukuran, dapat dilihat adanya perbedaan antara skor pre test dan post test, yaitu skor pre test menunjukkan angka rendah dibandingkan dengan skor post test. Ini membuktikan bahwa skor kelima siswa sebelum diberikan strategi Pengelolaan Diri berada pada skor rendah, dan sesudah diberikan strategi Pengelolaan Diri, skor 5 orang siswa menjadi sedang. Ini menunjukkan bahwa strategi pengelolaan diri memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa dalam meningkatkan disiplin belajar.
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan terhadap 5 orang siswa yang mengalami disiplin belajar rendah, mereka adalah JUM, HSN, AJN, ABR, dan RVS. Dari hasil angket diketahui masing-masing skor siswa sebagai berikut, JUM memiliki skor 94, HSN memiliki skor 80, AJN memiliki skor 80, ABR memiliki skor 80, dan RVS memiliki skor 82. Lima siswa dengan skor rendah selanjutnya diberi perlakuan melalui konseling kelompok dengan strategi Pengelolaan Diri. Setelah itu dilakukan post test untuk mengetahui skor yang diperoleh subyek setelah mendapat perlakuan dengan strategi Pengelolaan Diri. Ternyata perlakuan yang diberikan dapat membantu meningkatkan disiplin belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya hasil skor post test subyek lebih tinggi dari skor yang diperoleh saat pre test yakni sebagai berikut, JUM memiliki skor 113, HSN memiliki skor 97, AJN memiliki skor 122, ABR juga memiliki skor 97, dan RVS memiliki skor 102.
Skor yang diperoleh subyek melalui pre test dan post test dianalisis menggunakan statistik non parametrik. Analisis statistik non parametrik yang digunakan adalah uji tanda. Melalui tabel analisis uji tanda dapat diketahui besarnya perbedaan nilai skor yang diperoleh antara sebelum dan sesudah mendapat konseling kelompok dengan strategi Pengelolaan Diri.
Dari hasil analisis data dengan menggunakn uji tanda dapat diketahui N= 5 dan X= 0 berada dalam daerah penolakan atau lebih kecil dari Ttabel= 0,031 dengan tarif signifikan 5% yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa ada perbedaan skor disiplin belajar siswa antara sebelum dan sesudah pemberian perlakuan strategi Pengelolaan Diri. Hal ini dapat dilihat pada grafik pre test dan post test yang menunjukkan bahwa ada perbedaan atau perubahan tingkat disiplin belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan strategi Pengelolaan Diri.
Dari data hasil pre test dan post test, diketahui bahwa masing-masing subyek mengalami peningkatan skor disiplin belajar yang beragam yaitu JUM mengalami peningkatan skor sebesar 19 angka, HSN mengalami peningkatan skor sebesar 17 angka, AJN mengalami peningkatan skor sebesar 42 angka, ABR mengalami peningkatan skor sebesar 17 angka, dan yang terakhir RVS mengalami peningkatan skor sebesar 20 angka. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa
konseling kelompok dengan strategi Pengelolaan Diri dapat membantu meningkatkan disiplin belajar siswa. Selain itu dari hasil analisis individual tentang catatan disiplin belajar siswa, menunjukkan bahwa subjek telah mempraktekkan strategi Pengelolaan Diri sehingga dapat meningkatkan disiplin belajarnya. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya tidak hanya berhenti pada tolak ukur frekuensi disiplin belajar saja, akan tetapi lebih digali secara mendalam melalui aspek-aspek yang lain yang mendasari faktor disiplin belajar siswa, misalnya dari faktor perhatian orang tua, pergaulan dan faktor lingkungan. Semoga di lain waktu bisa lebih ditambah jumlah subyek dan waktu pemberian perlakuan agar lebih tercermin gambaran nyata dari hasil penerapan strategi Pengelolaan Diri efektif terhadap disiplin belajar siswa.
Selain itu, terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai penggunaan strategi Pengelolaan Diri yang mendukung antara lain; (1) Ninik Purwanti (2003) yang berjudul “Pengaruh penerapan strategi pengelolaan diri (Self Managemant) terhadap kebiasaan belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Sidoarjo”. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada perbedaan skor kebiasaan belajar siswa antara sebelum dan sesudah diberi penerapan strategi pengelolaan diri (Self Management). Artinya, Strategi Self Management efektif untuk mengurangi kebiasaan belajar yang rendah pada siswa kelas X-5 SMA Negeri Sidoarjo. Dalam penelitian yang dilakukan, siswa diberikan perlakuan dengan strategi pengelolaan diri dalam jangka waktu tertentu, siswa yang memiliki skor kebiasaan belajar kurang efektif diajak untuk melaksanakan tahapan-tahapan Self Management yaitu pengelolaan diri, pemantauan diri, pemberian hadiah sehingga siswa lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam kebiasan belajar, sehingga kebiasaan belajar siswa yang kurang efektif mengalami perubahan menjadi kebiasaan belajar yang efektif. (2) Nunik Asmaul Farida (2004) yang berjudul Penggunaan strategi Self Management untuk meningkatkan disiplin belajar di rumah pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 5 Lamongan tahun ajaran 2007/2008. Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada perbedaan skor disiplin belajar di rumah pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 5 Lamongan antara sebelum dan sesudah pemberian strategi self Managemant. Artinya penelitian ini dilakukan dengan strategi Self Management yaitu pertama siswa diajak membuat catatan seluruh aktifitas dalam melaksanakan rencana dan jadwal yang belum ditepati, selanjutnya siswa mengatasi kegagalan dalam menjalankan aktifitas belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, lalu memberikan penguatan positif setelah berhasil menjalankan aktifitas belajar sesuai dengan yang telah ditentukan. Diharapkan setelah diberi strategi Self Management siswa dapat bertanggung jawab terhadap dirinya, belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan semakin termotivasi untuk belajar sesuai dengan waktu yang telah dilakukan. (3) Hujriyatul Jannah (2004) yang berjudul “Penggunaan strategi Self Management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VII-F di SMP Perlaungan Berbek Waru “. Hasil penelitian disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan strategi Self Management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VII-F di SMP Perlaungan Berbek Waru. Artinya siswa disuruh mencatat seluruh aktifitas dan jadwal yang belum ditepati, lalu siswa konselor membantu siswa memilih dan bertanggung jawab terhadap strategi pengelolaan diri yang akan digunakan. Selanjutnya siswa memonitoring semua tingkah laku yang dilakukan, terakhir penguatan positif diberikan setelah siswa berhasil menjalankan aktifitas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam strategi Pengelolaan Diri tersebut, sangatlah tepat jika strategi ini dikombinasikan cara belajar efektif untuk membantu meningkatkan disiplin belajar, yang meliputi: perencaan aktifitas belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pemantauan diri digunakan untuk memberikan catatan seluruh aktivitas dalam melaksankan rencana dan jadwal waktu yang belum ditepati. Pengendalian rangsangan digunakan untuk mengatasi adanya kegagalan dalam menjalankan aktivitas belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan karena kebiasan tersebut. Sedangkan penghargaan diri sendiri digunakan untuk memberikan penguat positif setelah berhasil melaksanakan aktifitas belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dengan penguat ini diharapkan aktivitas tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Alasan digunakan strategi Pengelolaan Diri untuk meningkatkan disiplin belajar siswa, karena menurut Prijaksono (2003:XVIII), Pengelolaan Diri bermanfaat untuk menghilangkan stress, kemarahan, kecemasan, ketakutan, dendam, sakit hati, dan meningkatkan kreativitas belajar. Sehingga peneliti menggunakan strategi Pengelolaan Diri untuk membantu siswa meningkatkan disiplin belajar, karena diisplin belajar merupakan suatu perilaku dalam belajar, sehingga dapat dirubah sesuai dengan yang diinginkan siswa.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi pengelolaan diri dapat meningkatkan disiplin belajar siswa. hal ini dapat diketahui dari analisis pre test dan post test yang menunjukkan adanya peningkatan disiplin belajar siswa sesudah pemberian perlakuan, dimana kelima siswa mengalami disiplin belajar rendah menjadi sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari penerapan strategi pengelolaan diri terhadap disiplin belajar siswa.
Daftar rujukan
Arikunto. 1990. Pengaruh disiplin dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa, (online), (http://faisalrohman.blogspot.com/2009/03/pengaruh-disiplin-dan-motivasi-belajar.html, diakses Kamis 5 November 2009 pukul 18.54 wib).
Cormier, W.H and Coermier, LS. 1985. Interviewing Strategis for Helpers Fundamental Skill and Kognitive Behavioural Intervariations. Second edition. California books: Cole publishing.
Farida, Nunik A. 2009. Penggunaan strategi Self Management untuk meningkatkan disiplin belajar di rumah pada siswa kelas VIII D Negeri 5 Lamongan tahun ajaran 2007/2008. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPPB FIP Unesa.
Gunarsa, Singgih D, 1992. Konseling & Psikoterapi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Jannah, Hujriyatul. 2006. Penggunaan strategi Self Management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VII-F SMP Perlaungan Berbek Waru. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPPB FIP Unesa.
Mudjijo. 2001. Kesehatan mental. Surabaya: Unipress.
Nursalim, Mochamad. 2005. Strategi Konseling. Surabaya : Unesa University Press.
Prijosaksono, Ariwibowo, sembel, Roy. 2003. Self Management series. Control your live. Jakarta: PT Elek Media compotindo.
Purwanti, Ninik. 2007. Pengaruh penerapan strategi pengelolaan diri (Self- Management)terhadap kebiasaan belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Sidoarjo. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPPB FIP Unesa.
Sarbaini, 2001. Pembinaan kepatuhan peserta didik pada norma sekolah: study kualitataif penggunaan tindakan pendidikan oleh guru, Jakarta: portal info pendidikan di Indonesia.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Soekadji, Soetarlina. 1983. Modifikasi perilaku sehari-hari. Yogyakarta: Liberty.
Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suradi. 1994. Permasalahan dan Bimbingan belajar. Surabaya: University Press IKIP Surabaya.

1 komentar:

  1. mas broo, untuk faktor yang mempengaruhi disiplin, salah satunya adalah pengendalian diri/self control referensinya dari buku apa ya ?
    barus (2002) judul bukunya apa ?

    BalasHapus