Penggunaan Strategi Pengelolaan
Diri untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa
Abstrak : Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penggunaan strategi
Pengelolaan Diri untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. Penelitian ini
menggunakan Pre test post test one group design. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket disiplin belajar. Subjek
penelitian ini 5 orang siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan yang
memiliki disiplin belajar rendah. Analisis yang digunakan dalam penelitian
adalah uji tanda dengan taraf signifikan 5 % menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan skor antara sebelum dan sesudah penggunaan strategi pengelolaan diri.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa strategi pengelolaan diri efektif
untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Kamal
Bangkalan.
Kata kunci : Pengelolaan diri,
disiplin belajar
Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan semakin berkembangnya kemajuan
teknologi saat ini, semakin menempatkan pendidikan pada tempat teratas
kebutuhan hidup manusia. Salah satu lembaga pendidikan yang kita kenal adalah
sekolah. Di sekolah siswa diharapkan memperoleh ilmu secara maksimal yang
nantinya akan berguna dalam lingkungan masyarakat. Dalam seluruh proses
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.
Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik (Slameto,
2003).
Belakangan ini, permasalahan dalam
penerapan disiplin belajar sering dialami siswa. Hal inilah yang menghambat
siswa untuk dapat menerapkan disiplin belajar. Pernyataan tersebut dapat
dilihat dari beberapa perilaku siswa tentang disiplin belajar mereka di
sekolah. Pada kenyataannya, masih terlihat siswa yang memiliki masalah tentang
disiplin belajar. Menurut Sarbaini (2001) perilaku siswa yang terlihat tentang
disiplin belajar antara lain tidak mengikuti beberapa mata pelajaran dengan
alasan-alasan tertentu, malas mencatat, terlambat masuk kelas, tidak
memperhatikan penjelasan guru, membuat gaduh di kelas.
Faktor penyebab siswa tidak disiplin
belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu dorongan dari dalam diri
siswa (intern) seperti pengetahuan, kesadaran, ketaatan, keinginan berprestasi
dan latihan berdisiplin. Sedangkan dorongan dari luar siswa (ekstern) mencakup
lingkungan, alat pendidikan, teman, saudara, kebiasaan dan pembinaan
dari rumah, sarana yang menunjang, pengawasan,
hukuman, nasehat dan sebagainya.
Disiplin merupakan aspek utama pada
pendidikan yang diemban oleh guru di sekolah. Karena mereka bertanggung jawab
secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada siswa.
Disiplin adalah salah satu cara untuk meraih suatu keberhasilan atau
kesuksesan. Semua individu meyakini bahwa setiap siswa pasti ingin meraih
keberhasilan.
Menurut Maim (dalam Mudjijo, 2001:70)
“Disipilin merupakan konsep perilaku yang menuntut adanya kepatuhan dan kontrol
diri terhadap aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku”. Demikian pula
apabila bicara tentang disiplin belajar, seorang siswa yang disiplin belajar
adalah seorang siswa yang patuh dan taat untuk melakukan proses perubahan dari
belum bisa menjadi bisa, belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman, kebiasaan,
latihan bersifat menetap yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dengan kata lain disiplin lebih mengarah pada aturan-aturan sistematik yang
dibuat untuk kepentingan hidup bersama demi tercapai suatu tujuan.
Untuk membentuk satu sikap hidup,
perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti, mentaati dan mematuhi peraturan yang
berlaku, orang dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan
dirinya dalam mentaati dan mengikuti aturan yang ada. Menurut Arikunto
(1990:155), “Peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting
bagi kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi
yang menyelenggarakan pendidikan”. Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata
tertib diperlakukan kedisiplinan dari semua personil sekolah.
Untuk
mengantisipasi masalah disiplin belajar siswa yang rendah terus terjadi, maka
perlu diberikan suatu teknik untuk membimbing siswa dalam upaya meningkatkan
disiplin belajar dan siswa dapat secara sadar berkeinginan untuk mengubah
perilakunya sendiri, khususnya disiplin belajar yang rendah. Sehingga
diharapkan dengan teknik pengubahan perilaku maka siswa dapat menggantinya
dengan perilaku yang benar guna meningkatkan disiplin belajarnya. Maka teknik
atau strategi yang berfungsi untuk mengubah perilaku adalah dengan menggunakan
pendekatan behavior. Salah satunya adalah dengan menggunakan strategi
Pengelolaan Diri.
Berdasarkan
pemaparan di atas, penelitian dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang
dirumuskan dalam pertanyaan berikut “Apakah penggunaan strategi Pengelolaan
Diri efektif digunakan sebagai tehnik untuk meningkatkan disiplin belajar
siswa?”. Untuk lebih memudahkan dalam pemecahan masalah, maka rumusan masalah
dijabarkan secara lebih operasional lagi, yaitu “Apakah tingkat disiplin
belajar siswa dapat meningkat secara signifikan sesudah pemberian strategi
Pengelolaan Diri?”
Tujuan
umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan
penggunaan strategi Pengelolaan Diri untuk meningkatkan disiplin belajar siswa.
Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan
dan memperoleh data empirik serta
mengetahui
perbedaan yang signifikan antara ketidak disiplinan belajar siswa sebelum dan
sesudah pemberian strategi Pengelolaan Diri.
Disiplin
Belajar
Disiplin
belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Arikunto, 1990).
Menurut
Prijodarminto (1994) disiplin adalah kondisi yang menunjukkan ketaatan,
kepatuhan, keteraturan, ketertiban, yang tercipta melalui binaan keluarga,
pendidikan di sekolah dan pengalaman individu. Sedangkan belajar menurut Speare
(dalam Suradi, 1991) adalah pengamatan, membaca, mencatat, mencobanya sendiri,
mendengarkan, pengalaman dan mengikuti petunjuk.
Berdasarkan
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar dalam penelitian
ini adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku seseorang yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, dan
keteraturan berdasarkan acuan nilai moral individu melalui pengamatan, membaca,
mendengarkan dengan tujuan memperoleh perubahan perilaku yang baru sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Siswa
yang memiliki disiplin belajar tinggi akan belajar dengan baik, teratur
sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik. Faktor-faktor belajar turut
berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Menurut Suryabrata (1998)
faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut: 1) 1.
Faktor ekstrinsik, faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu,
tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar. faktor sosial, terdiri atas
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. 2) faktor
intrinsik, faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan
kemampuan kognitif. faktor fisiologis, seperti pendengaran, penglihatan,
kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, dan sakit yang
diderita.
Terbentuknya
perilaku disiplin siswa tidak lepas dari dorongan-dorongan yang
mempengaruhinya.
Menurut
Barus (2002) Ada 2 hal yang mempengaruhi perilaku disiplin, yaitu dorongan yang
datangnya dari dalam diri manusia dan dari luar diri manusia. Pertama, dorongan
yang datangnya dari dalam diri manusia itu sendiri yaitu pengetahuan,
kesadaran, dan kemauan untuk berbuat disiplin. Dengan disiplin yang datangnya
dari dalam maka pusat pengendalian berada pada pribadi siswa akan muncul dengan
keinginannya sendiri.
Kedua,
dorongan yang datangnya dari luar manusia yaitu, berupa larangan, pengawasan,
pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya untuk berbuat disiplin. Dalam disiplin
yang datangnya dari luar sebenarnya disiplin yang dipaksakan orang lain, jadi
pusat pengendalian berada di luar diri. Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku disiplin, yaitu: 1)
dorongan dari dalam manusia (intern), antara lain: pengetahuan,
kesadaran, ketaatan, keinginan berprestasi, dan latihan berdisiplin. 2)
dorongan dari luar manusia (ekstern), antara lain: lingkungan, alat
pendidikan, teman, saudara, kebiasaan dan pembinaan dari rumah, sarana yang
menunjang, pengawasan, hukuman, nasehat dan sebagainya.
Strategi
Pengelolaan Diri
Strategi
Pengelolaan Diri adalah suatu proses dimana konseli mengarahkan perubahan
tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi
strategi. Indikator-indikator strategi Pengelolaan Diri adalah Pemantauan Diri
adalah upaya Konseli untuk mengamati diri sendiri, mencatat sendiri tingkah
laku tertentu (pikiran, perasaan dan tindakan) tentang dirinya dan interaksinya
dengan peristiwa lingkungan. Pengendalian Diri yaitu merancang sebelumnya antecedent
atau isyarat pedoman atau petunjuk untuk menambah atau mengurangi tingkah
laku, dan Penghargaan Diri yakni pemberian hadiah pada diri sendiri,
setelah tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam mengarahkan perubahan tingkah
laku ini digunakan kombinasi antara ketiganya, tetapi tidak ada satupun dari
strategi ini yang sepenuhnya bebas dari pengaruh variabel lingkungan (Nursalim,
2005). Watson & Tharp (1989) (dalam Singgih, 1992) menggunakan istilah
pengarahan diri (Self-Directed) yang pada dasarnya sama saja dengan penguasaan
diri (Self-Control) atau pengaturan diri.
Cormier
(1995) mengemukakan beberapa faktor penting yang mempengaruhi efektifitas
strategi pengelolaan diri yaitu: 1) Suatu kombinasi strategi, sebagian terfokus
pada tingkah laku anteseden dan sebagian pada konsekuen. 2) Konsisten
dari penggunaan strategi selama periode waktu tertentu.
Kesungguhan
dari konseli untuk membuktikan dan melaksanakan evaluasi diri dan penetapan
tujuan dengan standar yang tinggi tetapi terjangkau. 1) Penggunaan penguat dari
dalam, lisan, maupun penguat yang bersifat materi, 2) Tingkat dukungan dari
luar maupun dari dalam lingkungan.
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas strategi Pengelolaan Diri adalah adanya kesungguhan dari konseli
untuk membuktikan dan melaksanakan evaluasi diri dan penetapan tujuan dengan
standart yang tinggi dan mendapatkan dukungan dari luar atau dari dalam
lingkungan.
Menurut
Cormier (1985) fungsi strategi Pengelolaan Diri adalah sebagai strategi bantuan
bagi seseorang untuk dapat mengelola dirinya sehingga mampu untuk megendalikan
maupun menciptakan realitas kehidupan sesuai dengan misi dan tujuannya.
Sedangkan
menurut Soekadji (1983), fungsi pengelolaan diri yaitu dapat mengatasi beberapa
problem dalam kehidupan sehari-hari.
Dari
pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa fungsi strategi pengelolaan diri
adalah sebagai strategi yang dapat membantu seseorang untuk memecahkan berbagai
masalah dengan mengelola diri sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut
Cormier (1985), bentuk latihan strategi Pengelolaan Diri ada 3 antara lain:
a.
Pemantauan Diri
Pemantauan
diri adalah proses dimana konseli mengobservasi dan mencatat segala sesuatu
tentang dirinya dan interaksinya dengan situasi lingkungan. Thoersen dan
Mahoney (dalam Cormier, 1985) Memberi langkah-langkah dalam pemantauan diri
yaitu rasional strategi, memilih respon, memetakan respon, memepertunjukkan
data, dan mengaplikasikannya.
b.
Pengendalian Rangsangan
Menurut
Kanfer (dalam Cormier, 1985) pengendalian rangsangan digunakan sebagai susunan
awal kondisi lingkungan itu tidak meningkatkan terwujudnya perilaku yang
diinginkan. Sedangkan menurut Cormier (1985), mengemukakan prinsip penggunaan
pengendalian rangsangan yaitu dapat digunakan untuk mengurangi
perilaku-perilaku yang tidak diinginkan dan dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku yang diinginkan.
c.
Penghargaan diri Menurut Cormier (1985), prosedur penghargaan diri digunakan
untuk membantu klien mengatur dan menguatkan tingkah laku mereka sesuai
konsekuensi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Heffernan dan Richads
(dalam Cormier, 1985), penghargaan diri adalah mampu menguji diri sendiri
secara tersembunyi atau memberikan hal-hal yang positif kepada diri sendiri
atas peningkatan yang dirasakan berhubungan dengan perubahan diri.
Penghargaan
diri digunakan pada sasaran subyek ketika pelaksanaanya diikuti oleh respon
yang telah ditargetkan. Penghargaan diri terdiri dari empat komponen utama
yaitu: pemilihan penghargaan, penentuan waktu, penghargaan, dan perencanaan
untuk memelihara perubahan diri. Keempat komponen tersebut merupakan bagian
yang terpadu dari prosedur penghargaan diri.
Metode
Penelitian
ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan. Adapun subjek penelitian
adalah siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan yang memiliki
disiplin belajar rendah setelah diberi Pre test. Diketahui terdapat 5
orang siswa di kelas VIII B SMP Negeri 3 Kamal Bangkalan yang terindentifikasi
mengalami disiplin belajar rendah. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa angket, Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Dalam penelitian ini
metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik. Hal ini
disebabkan data yang dikumpulkan berupa angka atau bilangan (penelitian
kuantitatif). Karena data yang disajikan berbentuk ordinal dan berdistribusi
normal yang artinya subyek dalam penelitian ini kurang dari 25, yaitu terdapat
5 subyek (N=5) yang akan mendapatkan perlakuan. Maka dalam penelitian ini
digunakan teknik analisis data statistik non parametrik. Menurut Siegel
(1998) “Jika sampelnya kecil, hanya tes non parametrik yang bisa
digunakan”.
Teknik
analisis non parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah Sign test (uji tanda). Karena penelitian ini
sampel-sampelnya saling berkorelasi dan datanya berbentuk ordinal (data yang
berupa peringkat atau rangking yaitu rendah, sedang dan tinggi). Menurut
Sugiono (2008) yang menyatakan Sign test (uji tanda) dilakukan untuk
penelitian yang sampelnya berkorelasi dan data yang dihasilkan berbentuk
ordinal, analisis dinyatakan dalam bentuk-bentuk tanda-tanda, yaitu positif (+)
dan tanda negatif (-). Uji tanda dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan
suatu perlakuan. Yakni dengan didasarkan pada tanda (+) dan (-). Tanda ini
didapat dari selisih nilai pengamatan. Bentuk selisih antara 2 perlakuan dapat
dilihat (X-Y) misal perolehan hasil (X>Y) maka dapat kita beri tanda positif
(+) dan bila sebaliknya (X<Y) maka hasilnya negatif (-). Siegel (1998:84)
menyatakan “Sign test dilakukan berdasarkan tanda (+) dan (-) yang
didapat dari selisih pengamatan, selain itu dapat diterapkan jika pembuat
eksperimen ingin menetapkan dua kondisi yang berlainan”. Dalam penelitian ini,
kondisi yang berlainan adalah disiplin belajar siswa sebelum dan sesudah
mendapatkan perlakuan strategi Pengelolaan Diri.
Hasil
Berdasarkan
tujuan penelitian yan ingin dicapai, maka penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian Pre
eksperimen jenis pre test post test one group desaign, yaitu
eksperiment yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan
sesudah eksperimen. Pertama dilakukan penukuran (pre test) pada satu
kelompok subyek dengan menggunakan angket disiplin belajar.
Selanjutnya
diberikan perlakuan dalam jangka waktu tertentu kemudian dilakukan dan diakhiri
dengan pengukuran kembali (post test). Adapun yang menjadi subyek
penelitian adalah 5 orang siswa yang telah terindentifikasi mengalami diisplin
belajar rendah yaitu JUM dengan skor 94, HSN dengan skor 80, AJN dengan skor
80, ABR dengan skor 80, dan RVS dengan skor 82. Untuk itu, kelima siswa inilah
yang akan diberikan perlakuan dengan strategi Pengelolaan Diri untuk
meningkatkan disipln belajar siswa.
Setelah
diberikan strategi Pengelolaan Diri selam delapan kali, selanjutnya siswa
tersebut diberikan post test untuk mengukur kembali disiplin belajar
mereka. Dari data post test diketahui bahwa JUM memiliki skor 113, HSN memiliki
skor 97, AJN memiliki skor 122, ABR juga memiliki skor 97, dan RVS memiliki
skor 102.
Setelah
diketahui hasil antara pre test dan post test, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data. Hal ini digunakan untuk mengetahui hasil penelitian yang
telah dilakukan dengan cermat dan teliti agar tidak ada kesalahan dalam
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan
hasil pengukuran, dapat dilihat adanya perbedaan antara skor pre test dan
post test, yaitu skor pre test menunjukkan angka rendah
dibandingkan dengan skor post test. Ini membuktikan bahwa skor kelima
siswa sebelum diberikan strategi Pengelolaan Diri berada pada skor rendah, dan
sesudah diberikan strategi Pengelolaan Diri, skor 5 orang siswa menjadi sedang.
Ini menunjukkan bahwa strategi pengelolaan diri memberikan pengaruh yang
positif terhadap siswa dalam meningkatkan disiplin belajar.
Pembahasan
Penelitian
ini dilakukan terhadap 5 orang siswa yang mengalami disiplin belajar rendah,
mereka adalah JUM, HSN, AJN, ABR, dan RVS. Dari hasil angket diketahui
masing-masing skor siswa sebagai berikut, JUM memiliki skor 94, HSN memiliki
skor 80, AJN memiliki skor 80, ABR memiliki skor 80, dan RVS memiliki skor 82.
Lima siswa dengan skor rendah selanjutnya diberi perlakuan melalui konseling
kelompok dengan strategi Pengelolaan Diri. Setelah itu dilakukan post test untuk
mengetahui skor yang diperoleh subyek setelah mendapat perlakuan dengan
strategi Pengelolaan Diri. Ternyata perlakuan yang diberikan dapat membantu
meningkatkan disiplin belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya hasil skor post
test subyek lebih tinggi dari skor yang diperoleh saat pre test yakni
sebagai berikut, JUM memiliki skor 113, HSN memiliki skor 97, AJN memiliki skor
122, ABR juga memiliki skor 97, dan RVS memiliki skor 102.
Skor
yang diperoleh subyek melalui pre test dan post test dianalisis
menggunakan statistik non parametrik. Analisis statistik non parametrik yang
digunakan adalah uji tanda. Melalui tabel analisis uji tanda dapat diketahui
besarnya perbedaan nilai skor yang diperoleh antara sebelum dan sesudah
mendapat konseling kelompok dengan strategi Pengelolaan Diri.
Dari
hasil analisis data dengan menggunakn uji tanda dapat diketahui N= 5 dan X= 0
berada dalam daerah penolakan atau lebih kecil dari Ttabel= 0,031 dengan
tarif signifikan 5% yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa ada perbedaan skor disiplin belajar siswa antara sebelum
dan sesudah pemberian perlakuan strategi Pengelolaan Diri. Hal ini dapat
dilihat pada grafik pre test dan post test yang menunjukkan bahwa
ada perbedaan atau perubahan tingkat disiplin belajar siswa sebelum dan sesudah
penerapan strategi Pengelolaan Diri.
Dari
data hasil pre test dan post test, diketahui bahwa masing-masing
subyek mengalami peningkatan skor disiplin belajar yang beragam yaitu JUM
mengalami peningkatan skor sebesar 19 angka, HSN mengalami peningkatan skor
sebesar 17 angka, AJN mengalami peningkatan skor sebesar 42 angka, ABR
mengalami peningkatan skor sebesar 17 angka, dan yang terakhir RVS mengalami
peningkatan skor sebesar 20 angka. Berdasarkan hasil analisis di atas
menunjukkan bahwa
konseling
kelompok dengan strategi Pengelolaan Diri dapat membantu meningkatkan disiplin
belajar siswa. Selain itu dari hasil analisis individual tentang catatan
disiplin belajar siswa, menunjukkan bahwa subjek telah mempraktekkan strategi
Pengelolaan Diri sehingga dapat meningkatkan disiplin belajarnya. Diharapkan
untuk peneliti selanjutnya tidak hanya berhenti pada tolak ukur frekuensi disiplin
belajar saja, akan tetapi lebih digali secara mendalam melalui aspek-aspek yang
lain yang mendasari faktor disiplin belajar siswa, misalnya dari faktor
perhatian orang tua, pergaulan dan faktor lingkungan. Semoga di lain waktu bisa
lebih ditambah jumlah subyek dan waktu pemberian perlakuan agar lebih tercermin
gambaran nyata dari hasil penerapan strategi Pengelolaan Diri efektif terhadap
disiplin belajar siswa.
Selain
itu, terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai penggunaan strategi
Pengelolaan Diri yang mendukung antara lain; (1) Ninik Purwanti (2003) yang
berjudul “Pengaruh penerapan strategi pengelolaan diri (Self Managemant)
terhadap kebiasaan belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Sidoarjo”. Kesimpulan
dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada perbedaan skor
kebiasaan belajar siswa antara sebelum dan sesudah diberi penerapan strategi
pengelolaan diri (Self Management). Artinya, Strategi Self Management
efektif untuk mengurangi kebiasaan belajar yang rendah pada siswa kelas X-5
SMA Negeri Sidoarjo. Dalam penelitian yang dilakukan, siswa diberikan perlakuan
dengan strategi pengelolaan diri dalam jangka waktu tertentu, siswa yang
memiliki skor kebiasaan belajar kurang efektif diajak untuk melaksanakan
tahapan-tahapan Self Management yaitu pengelolaan diri, pemantauan diri,
pemberian hadiah sehingga siswa lebih bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dalam kebiasan belajar, sehingga kebiasaan belajar siswa yang kurang
efektif mengalami perubahan menjadi kebiasaan belajar yang efektif. (2) Nunik
Asmaul Farida (2004) yang berjudul Penggunaan strategi Self Management untuk
meningkatkan disiplin belajar di rumah pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 5
Lamongan tahun ajaran 2007/2008. Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada
perbedaan skor disiplin belajar di rumah pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 5
Lamongan antara sebelum dan sesudah pemberian strategi self Managemant.
Artinya penelitian ini dilakukan dengan strategi Self Management yaitu
pertama siswa diajak membuat catatan seluruh aktifitas dalam melaksanakan
rencana dan jadwal yang belum ditepati, selanjutnya siswa mengatasi kegagalan
dalam menjalankan aktifitas belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
lalu memberikan penguatan positif setelah berhasil menjalankan aktifitas
belajar sesuai dengan yang telah ditentukan. Diharapkan setelah diberi strategi
Self Management siswa dapat bertanggung jawab terhadap dirinya, belajar
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan semakin termotivasi untuk
belajar sesuai dengan waktu yang telah dilakukan. (3) Hujriyatul Jannah (2004)
yang berjudul “Penggunaan strategi Self Management untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa kelas VII-F di SMP Perlaungan Berbek Waru “. Hasil
penelitian disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan strategi Self
Management untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VII-F di SMP
Perlaungan Berbek Waru. Artinya siswa disuruh mencatat seluruh aktifitas dan
jadwal yang belum ditepati, lalu siswa konselor membantu siswa memilih dan
bertanggung jawab terhadap strategi pengelolaan diri yang akan digunakan.
Selanjutnya siswa memonitoring semua tingkah laku yang dilakukan, terakhir
penguatan positif diberikan setelah siswa berhasil menjalankan aktifitas sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam
strategi Pengelolaan Diri tersebut, sangatlah tepat jika strategi ini
dikombinasikan cara belajar efektif untuk membantu meningkatkan disiplin
belajar, yang meliputi: perencaan aktifitas belajar sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Pemantauan diri digunakan untuk memberikan catatan seluruh
aktivitas dalam melaksankan rencana dan jadwal waktu yang belum ditepati.
Pengendalian rangsangan digunakan untuk mengatasi adanya kegagalan dalam
menjalankan aktivitas belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan karena
kebiasan tersebut. Sedangkan penghargaan diri sendiri digunakan untuk
memberikan penguat positif setelah berhasil melaksanakan aktifitas belajar
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dengan penguat ini diharapkan
aktivitas tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Alasan
digunakan strategi Pengelolaan Diri untuk meningkatkan disiplin belajar siswa,
karena menurut Prijaksono (2003:XVIII), Pengelolaan Diri bermanfaat untuk
menghilangkan stress, kemarahan, kecemasan, ketakutan, dendam, sakit hati, dan
meningkatkan kreativitas belajar. Sehingga peneliti menggunakan strategi
Pengelolaan Diri untuk membantu siswa meningkatkan disiplin belajar, karena
diisplin belajar merupakan suatu perilaku dalam belajar, sehingga dapat dirubah
sesuai dengan yang diinginkan siswa.
Penutup
Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi pengelolaan diri dapat
meningkatkan disiplin belajar siswa. hal ini dapat diketahui dari analisis pre
test dan post test yang menunjukkan adanya peningkatan disiplin belajar siswa
sesudah pemberian perlakuan, dimana kelima siswa mengalami disiplin belajar
rendah menjadi sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dari penerapan strategi pengelolaan diri terhadap disiplin belajar
siswa.
Daftar
rujukan
Arikunto.
1990. Pengaruh disiplin dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
siswa, (online),
(http://faisalrohman.blogspot.com/2009/03/pengaruh-disiplin-dan-motivasi-belajar.html,
diakses Kamis 5 November 2009 pukul 18.54 wib).
Cormier,
W.H and Coermier, LS. 1985. Interviewing Strategis for Helpers Fundamental
Skill and Kognitive Behavioural Intervariations. Second edition. California
books: Cole publishing.
Farida,
Nunik A. 2009. Penggunaan strategi Self Management untuk meningkatkan disiplin
belajar di rumah pada siswa kelas VIII D Negeri 5 Lamongan tahun ajaran
2007/2008. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPPB FIP Unesa.
Gunarsa,
Singgih D, 1992. Konseling & Psikoterapi. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Jannah,
Hujriyatul. 2006. Penggunaan strategi Self Management untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa kelas VII-F SMP Perlaungan Berbek Waru. Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya: JPPB FIP Unesa.
Mudjijo.
2001. Kesehatan mental. Surabaya: Unipress.
Nursalim,
Mochamad. 2005. Strategi Konseling. Surabaya : Unesa University Press.
Prijosaksono,
Ariwibowo, sembel, Roy. 2003. Self Management series. Control your live.
Jakarta: PT Elek Media compotindo.
Purwanti,
Ninik. 2007. Pengaruh penerapan strategi pengelolaan diri (Self-
Management)terhadap kebiasaan belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Sidoarjo. Skripsi
tidak diterbitkan. Surabaya: JPPB FIP Unesa.
Sarbaini,
2001. Pembinaan kepatuhan peserta didik pada norma sekolah: study
kualitataif penggunaan tindakan pendidikan oleh guru, Jakarta: portal info
pendidikan di Indonesia.
Slameto.
2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta
Soekadji,
Soetarlina. 1983. Modifikasi perilaku sehari-hari. Yogyakarta: Liberty.
Sugiyono.
2008. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suradi. 1994. Permasalahan
dan Bimbingan belajar. Surabaya: University Press IKIP Surabaya.
mas broo, untuk faktor yang mempengaruhi disiplin, salah satunya adalah pengendalian diri/self control referensinya dari buku apa ya ?
BalasHapusbarus (2002) judul bukunya apa ?