Judul : Bimbingan Konseling Pada Remaja dan
Prestasi Akademik
Nama/Npm : Riena Lestari/10503153
Pembimbing : Prof. Dr. A. M. Heru Basuki, MSi
Di publikasikan oLeh “RIDWAN ROMADANI”
ABSTRAK
Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa.
Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan
potensi-potensinya agar mencapai pribadi yang bermutu. Indikator keberhasilan
sekolah dalam mengemban tugasnya dapat dilihat dari pencapaian prestasi
akademik yang tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh
peserta didik dan tidak sedikit di antaranya menyangkut masalah-masalah yang
berhubungan dengan akademik. Sedangkan siswa dituntut untuk terus meningkatkan
prestasi akademiknya, di tengah kesibukan dan kepadatan tugas-tugas sekolah
baik tugas-tugas akademik maupun kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa,
sehingga siswa perlu mengikuti layanan bimbingan dan konseling di sekolah untuk
meningkatkan prestasi akademik. Dengan kondisi seperti itu perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui secara mendalam apakah bimbingan dan konseling itu
sendiri dapat berperan dalam meningkatkan prestasi akademik siswa di sekolah.
Dari
pemaparan di atas, maka timbul pertanyaan mengenai bagaimana gambaran bimbingan
konseling yang diterima subjek di sekolah, faktor-faktor apa yang menyebabkan
bimbingan konseling yang diterima subjek di sekolah dapat meningkatkan prestasi
akademik subjek , dan bagaimana proses bimbingan konseling untuk meningkatkan
prestasi akademik subjek.
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
mengenai bagaimana gambaran bimbingan konseling yang diterima subjek di
sekolah, faktor-faktor apa yang menyebabkan bimbingan konseling yang diterima
subjek di sekolah dapat meningkatkan prestasi akademik subjek, dan bagaimana
proses bimbingan konseling untuk meningkatkan prestasi akademik subjek.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seorang pelajar SMU, dan pernah atau
sedang mengikuti bimbingan dan konseling secara personal (dengan inisiatif
sendiri) di sekolah. Dalam penelitian ini subjek penelitian terdiri dari satu
orang.
Teknik
peengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara dan
observasi yang diterapkan pada subjek dan significant others. Lengkap dengan
pedoman wawancara, pedoman observasi dan alat perekam.
Dari
hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa pelayanan bimbingan
konseling di kelas subjek terjadwal dengan rutin setiap minggunya selama satu
jam. Guru BK mendapat kewajiban memanggil siswa untuk mengetahui permasalahan
siswa dibidang akademik, sedangkan siswa mengikuti bimbingan konseling secara
personal pada kelas 2 semester 2, dikarenakan pada kelas 2 semester 1 subjek
mengalami penurunan prestasi akademik. Oleh karena itu guru BK menyuruh subjek
datang teratur ke ruang bimbingan konseling agar guru BK subjek dapat memantau
sejauhmana perkembangan akademik subjek. Guru BK subjek juga memotivasi subjek
dalam belajar sehingga subjek selalu rajin belajar dan tekun dalam mengerjakan
PR. Ketika subjek mengalami kesulitan dalam bidang akademik, subjek
berkonsultasi dengan guru BK subjek sehingga subjek tidak ketinggalan pelajaran
dengan teman-teman subjek. Ketika subjek masih sering membolos dan mempunyai
kebiasaan malas belajar, guru BK subjek membantu subjek dengan cara menasehati
sehingga subjek memiliki kebiasaan belajar positif dan tidak membolos lagi.
Guru BK juga membantu subjek dengan memberikan masukan pada subjek dalam
memilih universitas dan jurusan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan
subjek sehingga subjek tidak salah langkah dalam menentukan masa depan subjek.
Dengan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan, dapat mempengaruhi
prestasi akademik subjek di sekolah yang dapat dilihat dari beberapa nilai mata
pelajaran di rapor subjek yang naik.
Kata kunci :
Bimbingan konseling, prestasi akademik dan remaja.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan
pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya
agar mencapai pribadi yang bermutu. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
mengemban tugas yang cukup berat diantaranya sebagai fasilitator bagi siswa
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Indikator
keberhasilan sekolah dalam mengemban tugasnya dapat dilihat dari pencapaian
prestasi akademik yang tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki
oleh peserta didik (Nurwati, 2004).
Keberhasilan dari sebuah proses belajar di sekolah
diukur dengan prestasi akademik yang dicapai siswa. Prestasi akademik siswa
merupakan suatu istilah yang menunjukkan derajat keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan belajar setelah melakukan proses belajar dari suatu program
yang telah ditentukan. Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar dan
kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang diajarkan
(Suryabrata, 1998). Prestasi akademik pula yang menjadi tolak ukur dari tingkat
pemahaman siswa terhadap materi tertentu yang telah diberikan setelah siswa
mengalami proses belajar pada jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk
nilai.
Prestasi akademik yang telah dicapai oleh seorang
siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor-faktor yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Faktor-faktor tersebut datangnya mungkin dari
dalam diri ataupun dari luar diri individu. Dengan mengetahui berbagai faktor
yang mempengaruhi prestasi akademik, maka akan mempermudah atau membantu siswa
mencapai prestasi akademik yang memadai dan optimal.
Dalam kegiatan belajar akan timbul berbagai masalah
bagi siswa itu sendiri maupun bagi pengajar (guru). Misalnya bagaimana
menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, bagaimana membuat rencana bagi
siswa, menyesuaikan proses belajar, penilaian hasil belajar, kesulitan belajar
dan sebagainya. Bagi siswa sendiri masalah-masalah belajar yang mungkin timbul
adalah pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku
pelajaran, mempersiapkan ujian dan sebagainya. Sehingga perlunya program bimbingan
dan konseling untuk membantu siswa agar berhasil dan mencapai prestasi akademik
yang diinginkan (Yusuf & Nurihsan, 2008).
Menurut Prayitno & Amti (2004) pelayanan bimbingan
dan konseling
ditujukan dan berlaku kepada semua
siswa, baik siswa-siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang
berkemungkinan putus sekolah, yang mengalami kesulitan belajar, maupun
siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa, yang berpotensi rata-rata, dan yang
mengalami masalah belajar seperti angka-angka rapor yang merah, tidak naik
kelas dan lain-lain. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan
dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat baik mengingat sekolah merupakan
jenis layanan bimbingan dan konseling dalam segenap fungsinya. Para guru terlibat
langsung dalam pengajaran yang dikehendaki mencapai taraf keberhasilan yang
tinggi, memerlukan upaya penunjang bagi optimalisasi belajar siswa dalam
mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Menurut Prayitno & Amti (2004) keberadaan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dipertegas lagi oleh Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 1990 (tentang Pendidikan Menengah) menyebutkan bahwa
(1) bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa, dimaksudkan untuk membantu
siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, (2) bimbingan
dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksudkan untuk membentuk siswa untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya, serta alam yang
ada, dan (3) bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan, mempersiapkan diri
untuk langkah yang dipilihnya setelah tamat belajar pada sekolah menengah serta
karier dan masa depannya.
Menurut Gunarsa (1982) tujuan dari layanan bimbingan
dan konseling di sekolah adalah supaya siswa memperoleh (1) kemampuan
berprestasi di sekolah, (2) sikap menghormati kepentingan dan harga diri orang
lain, (3) cara mengatasi kesulitan dirinya, (4) pemahaman tentang kesulitan
sekolah, (5) penyelesaian kesulitan dalam hal belajar (6) pengarahan dalam
mengatasi masalah dalam hal prestasi akademik, dan (7) persiapan bidang kerja
yang tepat untuk masa depannya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada
siswa usia remaja (13-18 tahun) dan pernah atau sedang mengikuti bimbingan dan
konseling di sekolah untuk meningkatkan prestasi akademik. Peneliti memilih
objek penelitian ini karena banyak anggapan yang menyatakan bahwa guru
pembimbing atau konselor di sekolah adalah sebagai polisi sekolah yang tugasnya
menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah.
Berdasarkan pandangan di atas, wajar bila siswa beranggapan bila datang ke
konselor itu berarti siswa mengalami ketidakberesan tertentu, siswa tidak dapat
berdiri sendiri, siswa telah berbuat salah, dan predikat-predikat negatif
lainnya. Padahal layanan bimbingan dan konseling bukanlah pengawas ataupun
polisi sekolah yang selalu mencurigai.
Berdasarkan uraian di atas, pendidikan di sekolah
dewasa ini sarat permasalahan, dan tidak sedikit di antaranya menyangkut
masalah-masalah yang berhubungan dengan akademik. Sedangkan siswa dituntut
untuk terus meningkatkan prestasi akademiknya, di tengah kesibukan dan
kepadatan tugas-tugas sekolah baik tugas-tugas akademik maupun kegiatan
ekstrakurikuler yang di ikuti siswa, sehingga siswa perlu mengikuti layanan
bimbingan dan konseling di sekolah untuk meningkatkan prestasi akademik. Dengan
kondisi seperti itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui secara mendalam
apakah bimbingan dan konseling itu sendiri dapat berperan dalam meningkatkan
prestasi akademik siswa di sekolah.
2. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana gambaran bimbingan konseling yang diterima
subjek di sekolah, faktor-faktor apa yang menyebabkan bimbingan konseling yang
diterima subjek di sekolah dapat meningkatkan prestasi akademik
subjek, bagaimana proses bimbingan
konseling untuk meningkatkan prestasi akademik subjek.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari
jawaban atas pertanyaan penelitian bagaimana gambaran bimbingan konseling yang
diterima subjek di sekolah, faktor-faktor apa yang menyebabkan bimbingan
konseling yang diterima subjek di sekolah dapat meningkatkan prestasi akademik
subjek, dan bagaimana proses bimbingan konseling untuk meningkatkan prestasi
akademik subjek.
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang berarti pada perkembangan ilmu psikologi, terutama
pada psikologi pendidikan khususnya mengenai bimbingan konseling pada siswa di
sekolah dan prestasi akademik. Bahwa bimbingan konseling yang diberikan di
sekolah membantu mengatasi kesulitan siswa pada mata pelajaran tertentu,
membantu siswa menghilangkan kebiasaan membolos, mengurangi kebiasaan malas
belajar siswa sehingga siswa memiliki kebiasaan belajar yang positif dan
efektif, memberikan masukan dalam memilih universitas dan jurusan yang sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuan serta mengurangi rasa cemas siswa terhadap
masa depan sehingga siswa dapat mencapai prestasi akademik yang optimal. Hal
ini akan membawa pengaruh positif bagi siswa untuk dapat mengikuti bimbingan
konseling di sekolah secara personal (inisiatif sendiri) ke ruang
bimbingan konseling serta sebagai referensi atau acuan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis, iharapkan dapat memberikan
sumbangan berupa hasil kajian mengenai bimbingan konseling pada siswa di
sekolah terkait dengan prestasi akademik siswa, serta dapat memberikan masukan
bagi siswa untuk dapat terus meningkatkan prestasi akademiknya. Misalnya dengan
mengikuti berbagai kegiatan kursus atau les tambahan di sekolah maupun di luar
sekolah, memiliki kebiasaan belajar yang efektif, siswa dapat memilih jurusan
yang sesuai dengan kemampuan siswa dan siswa dapat mencapai karir yang
diharapkan serta siswa di harapkan dapat membangun hubungan sosial dengan
lingkungannya. Dalam hal ini dukungan dari pihak keluarga dan sekolah menjadi
faktor pendukung dari keberhasilan siswa di sekolah.
B. Tinjauan Pustaka
1. Bimbingan Konseling
a. Pengertian Bimbingan Konseling
Proses pemberian bantuan atau pertolongan yang
sistematis dari konselor kepada konseli (klien) melalui pertemuan tatap muka
atau hubungan timbal balik untuk mengungkap masalah klien sehingga klien mampu
melihat masalahnya sendiri, mampu menerima dirinya sendiri dan mampu memecahkan
sendiri masalah yang dihadapinya.
b. Tujuan Bimbingan Konseling
Menurut Yusuf & Nurihsan (2008) tujuan bimbingan
dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai
berikut.
1) Memiliki sikap dan
kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam
belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti
semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
2) Memiliki motif yang tinggi
untuk belajar sepanjang hayat.
3) Memliki keterampilan atau
teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan
kamus, mencatat pelajaran, dan memepersiapkan diri menghadapi ujian.
4) Memiliki keterampilan untuk
menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat
jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam
pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal
dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
5) Memiliki kesiapan mental
dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
c. Komponen-komponen
Pelayanan Bimbingan Konseling
Berdasarkan modul seminar dari tim dosen bimbingan dan
konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (2008). Adapun
komponen-komponen pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan Dasar
Proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli
(siswa) melalui kegiatan klasikal atau kelompok secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam
menjalani kehidupannya. Tujuan dari pelayanan dasar yaitu memiliki pemahaman tentang
diri dan lingkungannya, mampu mengembangkan keterampilan, mampu menangani
masalahnya. Sedangkan fokus dari pelayanan dasar ini adalah motivasi
berprestasi, keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan pemecahan
masalah, dan perilaku bertanggungjawab. Adapun bentuk-bentuk pelayanan dasar
adalah bimbingan kelas, pelayanan orientasi, pelayanan informasi, bimbingan
kelompok, dan pelayanan pengumpulan data.
2) Pelayanan Responsif
Pemberian bantuan kepada konseli (siswa) yang
menghadapi kebutuhan atau masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.
Tujuan dari pelayanan responsif adalah membantu konseli (siswa) agar dapat
memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membuat
konseli (siswa) yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya dan sebagai upaya untuk menangani masalah-masalah pribadi
konseli (siswa) adalah merasa cemas tentang masa depan, merasa rendah diri,
membolos dari sekolah, malas belajar, kurang memiliki kebiasaan belajar yang
positif, prestasi belajar rendah, masalah keluarga dan lain-lain. Adapun
bentuk-bentuk pelayanan responsif adalah konseling individual dan kelompok,
rujukan, kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas, kolaborasi
dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak, konsultasi, bimbingan teman
sebaya, kunjungan rumah, dan konferensi kasus.
3) Pelayanan dan Perencanaan Individual
Bantuan kepada konseli (siswa) agar mampu merumuskan
dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan konseli (siswa), serta pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Tujuan dari pelayanan
dan perencanaan individual adalah mampu merumuskan tujuan, perencanaan,
pengelolaan terhadap perkembangan konseli (siswa), baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karier, dan dapat melakukan kegiatan
berdasarkan pemahaman, tujuan dan rencana yang telah di tentukan. Fokus
pengembangan pada aspek akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar,
melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus
atau pelajaran tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepamjang hayat.
4) Dukungan Sistem
Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam
memperlancar penyelenggaraan pelayanan dasar, pelayanan responsif, dan
pelayanan dan perencanaan individual. Sedangkan bagi pendidik lainnya adalah
untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan manajemen
merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling.
2. Prestasi Akademik
a. Pengertian Prestasi
Akademik
prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh berupa
pengetahuan, keterampilan, nilai (values) dan sikap yang menetap
sehingga mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar, sehingga dapat dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui
sejauhmana siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan dan dipelajarinya.
Hasil yang diperoleh melalui proses belajar ini dinyatakan dengan nilai-nilai (scores),
dimana dengan nilai-nilai tersebut dapat dilihat apakah prestasi akademik siswa
tersebut tinggi atau rendah.
b. Indikator Prestasi Akademik
Menurut Syah (2003) pengungkapan hasil belajar ideal
meliputi ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah
dengan mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi
tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diukur.
3. Bimbingan Konseling Pada Remaja dan Prestasi
Akademik
Di sekolah layanan bimbingan dan konseling diharapkan
dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat baik mengingat sekolah merupakan
jenis layanan bimbingan dan konseling dalam segenap fungsinya. Para guru
terlibat langsung dalam pengajaran yang dikehendaki mencapai taraf keberhasilan
yang tinggi, memerlukan upaya penunjang bagi optimalisasi belajar siswa dan
mencapai hasil belajar yang diharapkan (Prayitno & Amti, 2004). Pengajaran
di kelas-kelas ternyata tidak cukup memadai untuk menjawab tuntutan penyelenggaraan
pendidikan. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan unsur yang perlu
dipadukan ke dalam upaya pendidikan secara menyeluruh, baik di sekolah maupun
di luar sekolah.
Beragam kesulitan yang kerap dihadapi siswa
sebagaimana diungkap oleh Winkel (1997) meliputi masalah akademik dan non
akademik. Kesulitan yang mendasar dibidang akademik diantara ketegangan dalam
bergaul dengan teman sebaya, kondisi keluarga yang kurang kondusif, rasa minder
dan rendah diri, kurangnya fasilitas rumah dan makanan yang bergizi. Sedangkan
kesulitan yang seringkali muncul dalam bidang akademik yaitu rendahnya motivasi
belajar, tidak mengetahui cara belajar yang baik, peraturan sekolah yang
terlalu bebas atau terlalu ketat, bahan pelajaran yang terlalu banyak, dan
sulitnya mengatur waktu belajar yang baik.
Pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan dan
berlaku bagi semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal, siswa yang menimbulkan
masalah, siswa yang berkemungkinan putus sekolah, siswa yang mengalami
kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa, yang
berprestasi rata-rata dan yang mengalami masalah belajar seperti angka-angka
rapor yang merah, tidak naik kelas dan lain-lain. Keberhasilan dari sebuah
proses belajar di sekolah diukur dengan prestasi akademik yang dicapai siswa
yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Tujuan dari bimbingan dan konseling adalah
bagaimanakonselor dapat meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang efektif untuk meningkatkan prestasi akademik siswa, serta
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa sehingga
siswa mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
C. Metode Penelitian
1. Pendekatan Kualitatif
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif, dimana peneliti bertujuan agar mendapatkan pemahaman yang mendalam
dari masalah yang peneliti teliti dan memberikan gambaran melalui pengamatan
yang dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistic)
bukan hasil perlakuan (treatment) atau manipulasi variabel yang
dilibatkan.
2. Subjek Penelitian
Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah
remaja (usia 13 -18 tahun), seorang pelajar, dan pernah atau sedang mengikuti
bimbingan dan konseling secara personal (datang atas inisiatif sendiri ke ruang
BK) di sekolah untuk meningkatkan prestasi akademik. Sementara itu subjek
penelitian dalam penelitian ini terdiri dari satu orang subjek dengan 1 orang significant
others.
3. Tahap-tahap Persiapan
a. Tahap Persiapan, peneliti membuat pedoman wawancara
dan pedoman observasi yang disusun berdasarkan beberapa teori yang relevan
dengan masalah. Selanjutnya peneliti akan mencari calon subjek dengan
karakteristik sebagaimana telah disebutkan dalam subjek penelitian. Setiap
perkembangan dilaporkan dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
b. Tahap pelaksanaan, Peneliti terjun langsung ke
lapangan untuk melakukan observasi dan wawancara secara terpisah. Setelah itu,
peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan wawancara dan hasil observasi ke
dalam bentuk verbatim tertulis, kemudian peneliti melakukan analisis data dan
interpretasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian
teknik analisis data. Terakhir peneliti membuat diskusi dan kesimpulan dari
seluruh hasil penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang terbuka
dan luwes, metode dan tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat
beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang
diteliti.
Dalam penelitian ini observasi yang dilaksanakan oleh
peneliti adalah pengamatan tidak berperan serta atau non partisipan, karena
peneliti tidak terlibat secara langsung dengan aktivitas subjek, peneliti hanya
mengamati sesuai waktu yang telah ditentukan atau yang telah dibuat peneliti
dengan kesepakatan subjek. Meskipun demikian, informasi atau data yang
diperoleh tetap memenuhi kriteria atau standar yang diinginkan. Sedangkan
pendekatan wawancara dengan pedoman umum, yaitu semacam pedoman yang
mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan,
peneliti juga mengembangkan pedoman tersebut berdasarkan kondisi di lapangan.
Hal ini dilakukan agar lebih efektif dalam menggali informasi yang diperlukan.
5. Alat Bantu yang Digunakan dalam Penelitian
Dalam penelitian, informasi atau data yang dibutuhkan
bisa dalam bentuk verbal dan non verbal. Oleh sebab itu dalam melakukan
observasi dan wawancara peneliti memerlukan beberapa alat bantu yang dapat
digunakan sebagai sarana untuk mempermudah proses jalannya suatu penelitian.
Beberapa sarana atau instrumen yang digunakan adalah menggunakan media perekam
suara, catatan atau tulisan tangan, pedoman wawancara, dan pedoman observasi.
6. Keakuratan Penelitian
Untuk mencapai keakuratan dalam suatu penelitian
dengan metode kualitatif, ada beberapa teknik yang digunakan dan salah satu
teknik tersebut adalah triangulasi. Triangulasi adalah suatu teknik pemeriksaan
keakuratan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi
dapat dibedakan menjadi emapat macam yaitu triangulasi data, pengamat, teori,
dan metodologis.
7. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh akan di analisa dengan menggunakan
teknik analisa data kualitatif. Adapun tahapan tersebut adalah
mengorganisasikan data, mengelompokkan data, analisis kasus, dan menguji
asumsi.
D. Hasil Dan Analisis
1. Persiapan Penelitian
Pertama kali yang dilakukan oleh peneliti sebelum
proses pengambilan data dilakukan, peneliti terlebih dahulu datang ke
sekolah-sekolah untuk mencari informasi-informasi tentang subjek yang
benar-benar pernah atau sedang mengikuti bimbingan dan konseling secara personal
ke ruang bimbingan konseling. Setelah maksud dan tujuan telah di ketahui
oleh calon subjek maka peneliti menjelaskan lebih rinci mengenai penelitian
yang dilakukan peneliti agar subjek lebih mengerti dan merasa nyaman dengan
peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Sebelum proses
pengambilan data, peneliti mempersiapkan pedoman wawancara, pedoman observasi,
dan memepersiapkan alat-alat penelitian berupa tape recorder, kertas dan alat
tulis. Hal ini dilakukan agar proses pengumpulan data dapat berjalan dengan
baik dan lancar.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan wawancara dalam penelitian ini dilakuakn pada
tanggal 17 Juli 2008 dan wawancara dengan subjek dilaksanakan di CFC Plaza
Metropolitan Mall. Sedangkan kegiatan wawancara dengan significant other,
yaitu guru BK sekaligus wali kelas subjek dilakukan pada tanggal 23 Juli 2008
dan dilakukan di sekolah subjek SMUN 1 Tambun Selatan, ini dikarenakan
memudahkan peneliti menemui significant other subjek setelah significant
other selesai mengajar.
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan pada
tanggal 29 Juli 2008 yang dilakukan di sekolah subjek (SMUN 1 Tambun Selatan)
tepatnya di kelas subjek.
3. Hasil Observasi dan Wawancara
a. Gambaran Umum Subjek
Subjek adalah seorang pria yang memiliki tinggi
sekitar 170 cm, memiliki warna kulit sawo matang dan berambut hitam. Subjek
adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Keluarga subjek tinggal di Bekasi.
Keluarga subjek cukup harmonis akan tetapi subjek merasa ayah dan ibu subjek
kurang perhatian terhadap subjek dikarenakan kedua orang tua subjek sibuk
bekerja.
Subjek adalah seorang pelajar kelas 3 SMA Negeri 1
Tambun Selatan. Subjek mulai mengikuti bimbingan dan konseling secara personal
dari kelas 2 semester 2. Kedua orang tua subjek mengetahui dan mengizinkan
subjek untuk mengikuti bimbingan dan konseling di sekolah. Alasan subjek
mengikuti bimbingan konseling agar nilai subjek lebih baik dari sebelumnya.
b. Pembahasan
1) Bagaimana gambaran bimbingan konseling yang
diterima subjek di sekolah
a) Pelayanan dasar
Pada kasus subjek mengenai pelayanan dasar bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah subjek terjadwal dengan rutin
setiap minggunya, satu minggu satu kali, selama satu jam. Guru BK subjek juga
memanggil siswanya untuk mengetahui permasalahan siswa di bidang akademik. Guru
BK subjek juga memotivasi subjek dalam belajar walaupun tidak secara
terus-menerus, guru BK juga membantu dalam mengambil keputusan yang behubungan
dengan akademik, ketika kedua orang tua subjek kurang perhatian kepada subjek
guru BK memberikan masukan kepada kedua orang tua subjek agar lebih
memperhatikan subjek dan dengan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan,
dapat mempengaruhi prestasi akademik subjek di sekolah yang dapat dilihat dari
beberapa nilai pelajaran dirapor subjek yang naik.
Hal ini sesuai dengan naskah seminar bimbingan dan
konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008), mengenai pelayanan dasar, bahwa
pelayanan dasar atau pemberian bantuan kepada siswa melalui kegiatan klasikal
secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang, fokus
dari pada atau motivasi berprestasi, pengambilan keputusan, pemecahan masalah
dan perilaku bertanggung jawab.
b) Pelayanan responsif
Pada kasus subjek mengenai pelayanan responsif bahwa guru
BK subjek membantu subjek ketika subjek mengalami hambatan dalam belajar
terutama mata pelajaran matematika sehingga subjek mendapatkan perhatian yang
lebih dari guru matematika subjek tersebut. Ketika subjek merasa cemas dengan
masa depan subjek, guru BK membantu dengan memberikan masukan kepada subjek
bahwa subjek tidak boleh salah dalam memilih Universitas. Ketika subjek masih
sering membolos guru BK membantu dengan cara menasehati. Guru BK juga membantu
menghilangkan kebiasaan malas belajar subjek dengan memberikan tips-tips
belajar yang efektif, mulai dari menghilangkan kebiasaan belajar yang positif.
Hal ini sesuai dengan naskah seminar bimbingan dan
konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) mengenai pelayanan responsif,
bahwa pelayanan responsif adalah pemberian bantuan pada siswa yang menghadapi
masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Tujuan dari pelayanan
responsif membantu siswa memecahkan masalah yang di hadapinya.
c) Pelayanan dan perencanaan individual
Pada kasus subjek mengenai pelayanan dan perencanaan
individual bahwa ketika subjek mengalami kesulitan pada mata pelajaran
matematika guru BK menyuruh untuk sering-sering latihan, guru BK menyarankan
agar subjek memiliki les agar subjek tidak ketinggalan dengan teman-teman subjek
dan untuk mencapai prestasi akademik yang lebih baik. Guru BK subjek kurang
membantu dalam merencanakan atau merancang masa depan subjek tetapi guru BK
membantu dalam memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan subjek, guru BK
juga membantu subjek dalam mencapai karir yang diharapkan. Guru BK membantu
dalam memahami arti belajar, membantu subjek dalam melihat peluang atau
kesempatan yang ada di lingkungan dan guru BK juga membantu membangun hubungan
sosial subjek.
Hal ini sesuai dengan dengan naskah seminar bimbingan
dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) mengenai pelayanan dan
perencanaan individual atau bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
kelebihan dan kekurangan siswa.
d) Dukungan sistem
Pada kasus subjek mengenai dukungan sistem bahwa
ketika subjek mengalami kesulitan pada mata pelajaran hitung-hitungan, guru BK
subjek berkonsultasi dengan guru mata pelajaran tersebut. Guru BK subjek juga
aktif dalam kegiatan seminar atau workshop tentang bimbingan dan
konseling.
Hal ini sesuai dengan dengan naskah seminar bimbingan
dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) mengenai dukungan sistem
bahwa program ini memberikan dukungan kepada konselar untuk meningkatkan mutu
bimbingan dan konseling.
2)Faktor-faktor yang menyebabkan bimbingan konseling
yang diterima subjek di sekolah dapat meningkatkan presatasi akademik subjek.
a) Pelayanan dasar
Pada kasus subjek mengenai pelayanan dasar bahwa guru
BK membantu memotivasi subjek dalam belajar karena guru BK subjek menginginkan
agar subjek belajar yang rajin, tidak malas lagi belajarnya karena subjek mau
naik ke kelas 3. Dalam mengambil keputusan guru BK subjek juga membantu agar
subjek dapat meningkatkan prestasi dan demi kebaikan subjek sehingga membuat
subjek semangat dan dapat mencapai apa yang ingin subjek raih.
Hal ini sesuai dengan dengan naskah seminar bimbingan
dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) mengenai pemberian bantuan
dalam rangka mengembangkan perilaku jangka penjang yang diperlukan dalam pengembangan
agar subjek memiliki pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya, mampu
mengembangkan ketrampilan, dan mampu menangani masalah.
b) Pelayanan responsif
Pada kasus subjek mengenai pelayanan responsif bahwa
ketika subjek mengalami kesulitan dalam bidang akademik, subjek berkonsultasi
dengan guru BK subjek dan guru BK subjek membantu agar subjek bisa mengikuti
dan tidak ketinggalan dengan teman-teman subjek. Guru BK membantu agar subjek
tidak salah langkah dalam bertindak. Guru BK subjek juga membantu mengurangi
kegagalan akademik terutama mata pelajaran matematika karena menurut guru BK
subjek matematika adalah pusatnya ilmu. Ketika subjek masih sering membolos
guru BK membantu menghilangkan kebiasaan membolos agar subjek dapat mengikuti
jalur PMDK, guru BK juga membantu subjek memiliki kebiasaann belajar yang
positif agar subjek lebih disiplin dalam belajar.
Hal ini sesuai dengan dengan naskah seminar bimbingan
dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) pemberian bantuan pada siswa
yang memerlukan pertolongan segera. Membantu siswa agar dapat memecahkan
masalah yang dialaminya sebagai upaya untuk menangani masalah-masalah pribadi
siswa.
c)Pelayanan dan perencanaan individual
Pada kasus subjek mengenai pelayanan dan perencanaan
individual bahwa guru BK mengarahkan subjek agar subjek mencapai prestasi yang
lebih baik dan tidak ada nilai yang di bawah rata-rata. Dalam memilih kursus
guru BK subjek membantu agar subjek tidak salah dalam memilih kursus. Guru BK
juga selalu memberikan setiap kesempatan yang ada di sekolah karena guru BK
menginginkan subjek menjadi lebih baik dan guru BK membantu dalam memahami arti
belajar agar subjek lebih disiplin dan mandiri tidak tergantung dengan orang
lain. Akan tetapi guru BK kurang membantu dalam merencanakan masa depan subjek
meski demikian guru BK memberikan masukan yang sesuai dengan kemampuan subjek.
Hal ini sesuai dengan dengan naskah seminar bimbingan
dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) pemberian bantuan pada siswa
agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan sehingga mampu merumuskan tujuan, perencanaan, pengelolaan terhadap
perkembangan siswa.
d) Dukungan sistem
Pada kasus subjek mengenai dukungan sistem bahwa
ketika subjek mengalami kesulitan pada mata pelajaran tertentu guru BK subjek
berkonsultasi dengan guru mata pelajaran tertentu agar ketika subjek naik kelas
nanti tidak ada masalah dengan guru pelajaran tertentu. Guru BK subjek juga
selalu mengikuti seminar atau workshop tentang bimbingan dan konseling
untuk menambah pengalaman tentang konseling.
Hal ini sesuai dengan dengan naskah seminar bimbingan
dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) mengenai dukungan sistem
bahwa program ini memberikan dukungan kepada konselar untuk meningkatkan mutu
bimbingan dan konseling.
3) Bagaimana proses bimbingan konseling untuk
meningkatkan prestasi akademik subjek
a) Pelayanan dasar
Pada kasus subjek mengenai pelayanan dasar bahwa
subjek mengikuti bimbingan dan konseling secara personal dari kelas 2 semester
2, di karenakan subjek masuk kelas internasional menyebabkan subjek ketinggalan
dengan teman-teman subjek sehingga nilai rapor semester 1 subjek jelek. Subjek
juga pernah mengalami penurunan prestasi akademik pada kelas 2 semester 1,
dikarenakan kurangnya support atau dukungan dari orang tua subjek. Oleh
karena itu guru BK menyuruh subjek datang teratur ke ruang BK agar guru BK
subjek dapat memantau sejauhmanan perkembangan akademik subjek. Guru BK juga
selalu memotivasi subjek dalam belajar, karena guru BK menginginkan agar subjek
selalu belajar, tekun dalam mengerjakan PR. Dan ketika kedua orang tua subjek
kurang perhatian terhadap sekolah subjek, guru BK membantu subjek dengan
memberikan masukan kepada orang tua subjek agar lebih memperhatikan subjek.
Dengan layanan bimbingan konseling yang di berikan, dapat mempengaruhi prestasi
akademik subjek di sekolah yang dapat di lihat dari beberapa nilai pelajaran di
rapor subjek yang naik seperti, agama pada semester 1 nilainya 90 sedangkan
pada semester 2 naik menjadi 97, pendidikan kewarganegaraan dari 70 naik
menjadi 75, bahasa inggris dari 70 menjadi 75, matematika dari 64 menjadi 70,
fisika dari 81 manjadi 85, biologi dari 68 menjadi 72, seni budaya dari 82
menjadi 83, pendidikan jasmani dari 78 menjadi 79 dan teknologi informasi dan
komunikasi dari 80 menjadi 86. Sedangkan untuk mata palajaran yang mengalami
penurunan yaitu bahasa indonesia dari 80 menjadi 76, kimia dari 75 menjadi 68,
bahasa jepang dari 79 menjadi 75. Untuk mata pelajaran yang tidak mengalami
penurunan maupun kenaikan yaitu sejarah 76 dan lingkungan hidup 73.
Hal ini sesuai dengan naskah seminar bimbingan dan
konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008), mengenai pelayanan dasar, bahwa
pelayanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada siswa melalui kegiatan
klasikal secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang,
yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan
dalam mmenjalani kehidupannya. Fokus dari pada atau motivasi berprestasi,
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perilaku bertanggung jawab.
b) Pelayanan responsif
Pada kasus subjek mengenai pelayanan responsif bahwa
ketika subjek mengalami kesulitan dalam bidang akademik terutama mata pelajaran
matematika kadang subjek berkonsultasi dengan guru BK subjek membantu dengan
memberikan solusi kepada subjek agar subjek tidak takut lagi dengan pelajaran
matematika sehingga subjek tidak ketinggalan dengan teman-teman subjek. Ketika
subjek masih sering membolos dan mempunyai kebiasaan malas belajar, guru BK
membantu subjek dengan cara menasehati dan menakut-nakuti subjek tidak akan
naik kelas dan tidak bisa mengikuti jalur PMDK, sehingga guru BK meminta orang
tua subjek untuk mengawasi dan memantau belajar subjek. Guru BK juga membantu
subjek untuk memiliki kebiasaan belajar yang positif, dengan cara memberikan
tips-tips cara belajar yang efektif dengan menyuruh subjek mengikuti les dan
banyak belajar di rumah, mulai dari membagi waktu antara sekolah dengan main.
Ketika subjek merasa cemas dengan masa depan subjek, guru BK membantu dengan
memberikan masukan dalam memilih universitas dan jurusan yang sesuai denga
bakat, minat dan kemampuan subjek agar subjek tidak salah langkah dalam
menentukan masa depan subjek.
Hal ini sesuai dengan naskah seminar bimbingan dan
konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) mengenai pelayanan responsif,
bahwa pelayanan Responsif adalah pemberian bantuan pada siswa yang menghadapi
masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Tujuan dari pelayanan
responsif membantu siswa memecahkan masalah yang di hadapinya, sebbagai upaya
untuk menangani masalah pribadi siswa.
c)Pelayanan dan perencanaan individual
Pada kasus subjek mengenai pelayanan dan perencanaan
individual bahwa untuk mencapai prestasi akademik yang lebih baik guru BK
membantu mengarahkan subjek denga cara terus mendorong dan menyemangati subjek,
guru BK juga membantu dengan menyarankan agar subjek mengikuti les, selain itu
guru BK juga membantu memilihkan les yang sesuai dengan subjek. Guru BK juga
membantu dalam memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan kemampuan subjek.
Akan tetapi guru BK kurang membantu dalam merencanakan masa depan subjek, guru
BK hanya memberikan masukan sesuai dengan kemampuan subjek, dalam memahami arti
belajar guru BK membantu agar subjek lebih disiplin, bisa mandiri, tidak
tergantung dengan orang lain, belajar untuk diri sendiri dan untuk masa depan
subjek, agar subjek dapat mencapai karir yang diharapkan. Dalam membangun
hubungan sosial, guru BK juga membantu dengan cara memberikan pengarahan
sehingga dapat tercipta keharmonisan di sekolah, guru BK juga selalu memberikan
kesempatan yang ada di sekolah agar setiap kesempatan yang ada dapat selalu
subjek ikuti.
Hal ini sesuai dengan dengan naskah seminar bimbingan
dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) mengenai pelayanan dan
perencanaan individual atau bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
kelebihan dan kekurangan siswa. Serta pemahaman akan adanya peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungan. Sehingga fokus pengembangan pada aspek
akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakuakn pemilihan
pendidikan lanjutan atau jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang
tepat, dan memahami niali belajar.
d) Dukungan sistem
Pada kasus subjek mengenai dukungan sistem bahwa
ketika subjek mengalami kesulitan guru BK subjek selalu berkonsultasi dengan
guru mata pelajaran tertentu bahkan kadang guru matematikanya sendiri yang
datang ke guru BK subjek memberikan informasi tentang perkembangan subjek.
Hal ini sesuai dengan dengan naskah seminar bimbingan
dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ (2008) mengenai dukungan sistem
bahwa program ini memberikan dukungan kepada konselar untuk meningkatkan mutu
bimbingan dan konseling
E. Penutup
1. Simpulan
a. Gambaran bimbingan konseling yang diterima subjek
di sekolah
Pelayanan bimbingan konseling di kelas subjek
terjadwal dengan rutin setiap minggunya, satu minggu satu kali, selama satu
jam. Beberapa tahun yang lalu pelayanan bimbingan konseling tidak masuk kelas
hanya berdasarkan guru BK yang keliling dan guru yang melapor, akan tetapi
sekarang guru BK subjek mendapatkan kewajiban untuk memanggil siswa, untuk
mengetahui permasalahan siswa di bidang akademik, pemecahan masalah baik siswa
yang bermasalah maupun siswa yang tidak bermasalah. Menurut guru BK subjek
masalah yang sifatnya pribadi dilakukan di ruangan sedangkan yang sifatnya
klasikal di lakukan di kelas. Guru BK subjek juga memotivasi subjek dalam
belajar walaupun tidak secara terus-menerus, guru BK juga membantu dalam
mengambil keputusan yang behubungan dengan akademik, ketika kedua orang tua
subjek kurang perhatian kepada subjek guru BK memberikan masukan kepada kedua
orang tua subjek agar lebih memperhatikan subjek dan dengan layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan, dapat mempengaruhi prestasi akademik subjek di
sekolah yang dapat dilihat dari beberapa nilai pelajaran dirapor subjek yang
naik. Guru BK subjek juga membantu subjek ketika subjek mengalami hambatan
dalam belajar terutama mata pelajaran matematika. Ketika subjek merasa cemas
dengan masa depan subjek, guru BK membantu dengan memberikan masukan kepada
subjek bahwa subjek tidak boleh salah dalam memilih Universitas. Ketika subjek
masih sering membolos guru BK membantu dengan cara menasehati. Guru BK juga
membantu menghilangkan kebiasaan malas belajar subjek dengan memberikan
tips-tips belajar yang efektif, mulai dari menghilangkan kebiasaan belajar yang
positif. Meski demikian guru BK kurang membantu dalam merencanakan atau merancang
masa depan subjek tetapi guru BK membantu dalam memilih jurusan yang sesuai
dengan kemampuan subjek.
b. Faktor-faktor yang menyebabkan bimbingan konseling
yang diterima subjek di sekolah dapat meningkatkan presatasi akademik subjek.
Guru BK membantu memotivasi subjek dalam belajar
sehingga subjek belajar yang rajin, tidak malas lagi belajarnya karena subjek
mau naik ke kelas 3. Dalam mengambil keputusan guru BK subjek juga membantu
agar subjek dapat meningkatkan prestasi dan demi kebaikan subjek sehingga
membuat subjek semangat dan dapat mencapai apa yang ingin subjek raih. Guru BK
subjek juga membantu mengurangi kegagalan akademik terutama mata pelajaran
matematika karena menurut guru BK subjek matematika adalah pusatnya ilmu.
Ketika subjek masih sering membolos guru BK membantu menghilangkan kebiasaan
membolos sehingga subjek dapat mengikuti jalur PMDK, guru BK juga membantu
subjek memiliki kebiasaann belajar yang positif sehingga subjek lebih disiplin
dalam belajar. Dalam membangun hubungan sosial, guru BK juga membantu dengan
cara memberikan pengarahan sehingga dapat tercipta keharmonisan di sekolah,
guru BK juga selalu memberikan kesempatan yang ada di sekolah agar setiap
kesempatan yang ada dapat selalu subjek ikuti.
c. Bimbingan konseling untuk meningkatkan prestasi
akademik subjek
Subjek mengikuti bimbingan konseling secara personal
dari kelas 2 semester 2, di karenakan subjek masuk kelas internasional
menyebabkan subjek ketinggalan dengan teman-teman subjek sehingga nilai rapor
semester 1 subjek jelek. Subjek juga pernah mengalami penurunan prestasi
akademik pada kelas 2 semester 1, dikarenakan kurangnya support atau
dukungan dari orang tua subjek. Oleh karena itu guru BK menyuruh subjek datang
teratur ke ruang BK agar guru BK subjek dapat memantau sejauhmanan perkembangan
akademik subjek. Guru BK juga selalu memotivasi subjek dalam belajar, karena
guru BK menginginkan agar subjek selalu belajar, tekun dalam mengerjakan PR.
Dan ketika kedua orang tua subjek kurang perhatian terhadap sekolah subjek,
guru BK membantu subjek dengan memberikan masukan kepada orang tua subjek agar
lebih memperhatikan subjek. Guru BK juga membantu subjek untuk memiliki
kebiasaan belajar yang positif, dengan cara memberikan tips-tips cara belajar
yang efektif dengan menyuruh subjek mengikuti les dan banyak belajar di rumah,
mulai dari membagi waktu antara sekolah dengan main. Ketika subjek merasa cemas
dengan masa depan subjek, guru BK membantu dengan memberikan masukan dalam
memilih universitas dan jurusan yang sesuai denga bakat, minat dan kemampuan
subjek agar subjek tidak salah langkah dalam menentukan masa depan subjek.
Untuk mencapai prestasi akademik yang lebih baik guru
BK membantu mengarahkan subjek denga cara terus mendorong dan menyemangati
subjek, guru BK juga membantu dengan menyarankan agar subjek mengikuti les,
selain itu guru BK juga membantu memilihkan les yang sesuai dengan subjek.
Dengan layanan bimbingan konseling yang di berikan, dapat mempengaruhi prestasi
akademik subjek di sekolah yang dapat di lihat dari beberapa nilai pelajaran di
rapor subjek yang naik.
2. Saran
a. Untuk subjek
Bagi subjek diharapkan setelah subjek mengikuti
bimbingan dan konseling di sekolah secara personal, subjek dapat meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan negatif subjek seperti membolos, malas belajar, tidak
memiliki kebiasaan belajar yang baik, dan lain-lain. Dengan subjek mengikuti
bimbingan dan konseling diharapkan subjek dapat memecahkan masalah subjek
sendiri, mampu mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya, mampu
merencanakan masa depan dengan mengambil jurusan yang sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuan subjek sehingga subjek dapat mencapai karir yang di
harapkan.
Sedangkan bagi siswa-siswa yang lainya diharapkan tidak
hanya mengikuti bimbingan konseling di kelas yang sudah terjadwal secara rutin
di sekolah melainkan dapat mengikut sertakan bimbingan konseling secara personal
ke ruang BK.
b. Untuk keluarga subjek
Kepada kedua orang tua subjek diharapkan dapat memberikan
perhatian yang lebih terhadap subjek, dengan terus memantau perkembangan
sekolah subjek dan lebih banyak meluangkan waktunya untuk subjek di rumah.
c. Untuk sekolah
Hendaknya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
dapat ditingkatkan fungsinya sebagaimana mestinya yaitu membantu siswa dalam
mengatasi masalah yang di hadapi siswa terkait dengan akademik subjek dan
masalah yang sedang di hadapi siswa. Sedangkan pihak sekolah seperti kepala
sekolah dan guru BK itu sendiri diharapkan mampu menghilangkan anggapan ataupun
imej yang menyatakan bahwa guru pembimbing atau konselor di sekolah adalah
sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib,
disiplin dan keamanan sekolah, sehingga siswa-siswa yang lain di harapkan dapat
mengikuti bimbingan dan konseling secara personal ke ruang BK.
d. Untuk penelitian selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk
meneliti tentang bimbingan konseling pada remaja dan prestasi akademik, di
harapkan agar dapat mengungkap aspek-aspek lain tentang bimbingan konseling dan
agar mencari subjek penelitian lebih banyak dari penelitian ini. Dalam
melakukan observasi pada penelitian disarankan agar dilakukan lebih dari satu
hari sehingga hasil yang di dapat akan memperkaya hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (1996). Psikologi pendidikan. Cetakan
ketiga. Bandung: FIP-IKIP
Azwar, S. (2005). Tes
Prestasi : Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar. Edisi II.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chalpin, J.P. (2004). Kamus
lengkap psikologi. Edisi Revisi. Alih Bahasa : Kartono, K. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Utama.
Djamarah, S. (2002). Psikologi belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Gunarsa, S. (1982). Psikologi untuk membimbing.
Jakarta: PT-BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S. (1992). Konseling dan psikoterapi.
Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S. (1995). Psikologi
perkembangan anak dan remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Gunawan, Y. (2001). Pengantar bimbingan dan
konseling. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Heru Basuki, A.M. (2006). Penelitian
kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta: Penerbit
Gunadarma.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi
perkembangan suatu rentang kehidupan. Terjemah : Istiwidayanti . Jakarta:
Erlangga.
Manajemen bimbingan dan konseling. (2008). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Mappiare, A (2002). Pengantar konseling dan
psikoterapi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi penelitian
kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Monks, F. J. dkk. (1992). Psikologi perkembangan :
Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Universitas Gajahmada
Press.
Mukhtar, A., N. & Sulistyaningsih, E. (2003). Konsep
diri remaja : Menuju pribadi mandiri. Jakarta: PT. Rakasta Samasta.
Munandar, V. S. C. (1987). Mengembangkan bakat
& kreatifitas. Jakarta: PT. Gramedia.
Nurwati, E. (2004). Pengaruh kendali diri dalam
penyesuaian sosial di sekolah terhadap prestasi belakar siswa. Skripsi (Tidak
diterbitkan). Bandung: PPB FIB UPI
Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif untuk
penelitian prilaku manusia. Depok: Lembaga pengembangan sarana pengukuran
dan penelitian Universitas Indonesia.
Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan kualitatif
untuk penelitian
perilaku
manusia. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Prayitno & Amti, E.
(2004). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto. (1988). Kepemimpinan dan supervisi
pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan
psikologi proses pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Surya, M. (1982). Psikologi pendidikan. Cetakan
ketiga. Bandung: FIP-IKIP.
Suryabrata, S. (1998). Psikologi pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Syah, M. (2003). Psikologi
pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tohirin. (2000). Bimbingan
dan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi). Jakarta: PT.
Raja grafindo Persada.
Walgito, B. (2005). Bimbingan
dan konseling (studi dan karir). Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Willis, S. (2004). Konseling individual teori dan
praktek. Bandung: Alfabeta.
Winkel, W. S. (1997). Bimbingan
dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Yusuf, S &
Nurihsan, J. (2008). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar